TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong pengadaan sarana dan prasarana transportasi di tempat wisata seluruh Indonesia karena ketersediannya hingga saat ini masih kurang.
Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Bidang Riset dan Advokasi MTI, menegaskan transportasi umum yang terjadwal di kawasan wisata mutlak disediakan dalam upaya meningkatkan target pelancong 20 juta pada 2019.
“Untuk di luar Jawa, akses bandara dan pelabuhan penting sebagai pintu masuk. Namun dari simpul tersebut harus diintegrasikan dengan moda transportasi lain,” ujarnya, Senin 11 Januari 2016.
Simpul transportasi tersebut harus terhubung dengan obyek wisata, penginapan dan tempat hiburan lain. Dia mencontohkan wilayah Candi Borobudur sebagai tujuan wisata internasional tidak memiliki halte bus dengan layanan armada yang berjadwal. Alhasil, pelancong harus membawa kendaraan pribadi atau menyewa bus pariwisata.
MTI menyarankan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk bekerja sama dengan Kemendagri demi mengajak dan memaksa Kepala Daerah dan Kadishub dalam berperan memajukan transportasi massal di wilayahnya, terutama yang memiliki objek wisata.