TEMPO.CO, Sumenep - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan berjanji akan mengembangkan bandara-bandara kecil di daerah agar bisa melayani penerbangan komersial. "Seperti Bandara Trunojoyo kami siap bantu pengembangannya," kata Jonan, saat meninjau Bandara Trunojoyo di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Rabu sore, 23 September 2015.
Syaratnya mudah. Menurut Jonan, selama pemerintah daerah bisa menyiapkan lahan untuk perluasan bandara, Kementerian Perhubungan akan menyiapkan dana dari anggaran pendapatan dan belanja negara. Lahan itu, kata dia, diperlukan untuk perpanjangan landas pacu (runway) serta pembangunan fasilitas pendukung lainnya.
"Runway Bandara Trunojoyo saat ini hanya 1.160 meter, perlu diperpanjang jadi 1.600 meter." Dengan panjang landas pacu hanya kurang dari 1.200 meter, kata Jonan, Bandara Trunojoyo hanya bisa melayani penerbangan perintis.
Konsekuensinya, pemerintah harus mensubsidi harga tiket karena penumpang sepi. Berbeda jika landas pacu (runway) diperpanjang. Dengan fasilitas itu, bandara bisa disinggahi pesawat berdaya tampung besar, minimal pesawat jenis ATR 42 atau ATR 72.
Jika penumpang ramai, tiket bisa dijual lebih murah. Sehingga, “Pemerintah tidak perlu mensubsidi."
Panjang landas pacu Bandara Trunojoyo hanya 1.160 meter dengan lebar 32 meter. Sejak Mei 2015 Trunojoyo digunakan untuk penerbangan perintis oleh maskapai Susi Air. Rute yang dilayani Sumenep-Surabaya atau Sumenep-Jember dengan jadwal dua kali dalam sepekan. Pesawat yang digunakan jenis Cessna Grand Caravan dengan kapasitas 12 penumpang.
MUSTHOFA BISRI