TEMPO.CO, Bojonegoro - Ratusan perajin gembol jati atau kerajinan dari akar pohon jati di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, rugi besar akibat banjir di Jakarta. Banjir mengakibatkan pengiriman barang tidak tepat waktu, sehingga membuat transaksi tertunda. “Tagihan jadi tersendat,” kata Ketua Paguyuban Pengrajin Limbah Akar Jati, Yuli Winarno, kepada Tempo, Rabu, 11 Februari 2015.
Perajin gembol di Kabupaten Bojongoro tercatat lebih dari 300 orang. Mereka terpusat di sejumlah desa di Kecamatan Ngraho, Margomulyo, serta Padangan.
Produk gembol jati terdiri atas berbagai jenis perabot, seperti meja, kursi, lemari, bufet, perkakas dapur, hiasan dinding, lampu hias, jam dinding. Kerajinan ini rata-rata berumur di atas 50 tahun. Selain untuk kebutuhan lokal masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya, produk gembol jati dipasarkan ke kota-kota besar di Indonesia.
Sekitar empat tahun terakhir, kerajinan ini mulai diekspor ke Australia, Jepang, dan Belanda. Omzetnya rata-rata Rp 3-4 miliar per bulan atau sekitar Rp 30 juta per hari.
Sebagian besar pengiriman kerajinan gambol melalui perjalanan darat. Namun, karena Jakarta banjir, banyak pengiriman yang tertunda. “Kami terkena dampaknya,” kata Yuli.
Kerugian akibat banjir Jakarta ini juga dirasakan pengusaha mebel kayu jati di sentra mebel di Kecamatan Kota dan Kecamatan Kasiman. Salah seorang pengusaha meubel di Kasiman mengaku pengiriman ke Jakarta jadi tersendat. Meski banjir “hanya” empat hari, tapi kerugian cukup besar. ”Jelas rugi karena kiriman tertunda. Ini kejadian di luar dugaan,” tutur Gianto, Rabu, 11 Februari 2015.
Kepala Dinas Perhubungan Bojonegoro Iskandar sebelumnya mengatakan perjalanan dari Bojonegoro ke Jakarta cukup lancar. Masalahnya, kendaraan jadi terhambat setelah memasuki Jakarta.
SUJATMIKO