TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan Indonesia semestinya bisa lolos dari jebakan kelas menengah atau middle income trap. Alasannya, jumlah penduduk usia produktif besar. (Baca : Chairul Tanjung: Perpres UMKM Kelar September)
Syarat untuk keluar dari jebakan kelas menengah, kata Bambang, adalah menciptakan wiraswasta baru dan memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dari sekian banyak negara berpendapatan menengah, yang bisa lulus atau naik kelas menjadi negara maju sangat sedikit. (Baca : Perusahaan Pembiayaan Bidik Sektor Mikro)
Beberapa diantaranya adalah negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea yang mampu memanfaatkan bonus demografi menjadi negara maju. "Negara itu menjadi maju bukan karena sumber daya alam, namun karena jumlah wirausaha yang cukup besar," kata Bambang di Jakarta, Kamis 11 September 2014. (Baca : Pengusaha Solo Minta Jokowi Prioritaskan UMKM)
Seharusnya usaha kecil dan menengah menjadi strategi dalam kebijakan makro. Selain Jepang dan Korea, negara lain yang menerapkan strategi serupa adalah Chili dan negara-negara skandinavia.
Adapun di Indonesia, kata Bambang, pengembangan UMKM hanya terpaku pada statsitik jumlah UMKM tanpa memperhatikan kategori. Maksudnya adalah jumlah pengusaha yang bisa naik strata ataupun gagal.
Bambang mengatakan, pada kebijakan fiskal, pemerintah berperan pula memberdayakan UMKM. Salah satunya adalah menerapkan pajak penghasilan sebesar 1 persen bagi UMKM dihitung dari omset setahun. Kewajiban pajak ini bertujuan memformalkan sektor UMKM.
FAIZ NASHRILLAH
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Ahok dan Gerindra | Pilkada oleh DPRD | Haji 2014
Berita terpopuler lainnya:
Adem Sari, Ini Nama Pemain Bola Ganteng Asal Turki
iPhone 6 Cuma Rp 2,3 Juta di Amerika
Norman Kamaru, dari Artis Kini Jadi Tukang Bubur
Jokowi Janji Akan Cukur Biaya Rapat Rp 18 Triliun