TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana, mengatakan pemerintah menargetkan penggunaan bioavtur mulai 2016. Pemerintah menargetkan dua persen total konsumsi avtur untuk maskapai bisa dipenuhi dengan bioavtur.
"Sudah ada beberapa bahan baku bioenergi yang kami siapkan. Salah satunya sawit," kata Rida dalam konferensi pers Indonesia Initiatives on Energy Farming & Sustainable Aviation Biofuel and the ISPO/ RSPO Standard di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa, 26 Agustus 2014.
Menurut Corporate Planning PT Pertamina (Persero), Heru Setiawan, Pertamina sedang mengkaji sumber minyak nabati yang akan digunakan sebagai campuran bioavtur. Untuk sementara, sawit sedang dikaji sebagai sumber bioenergi karena produksinya banyak. "Kami sudah bisa memproduksi bioavtur di laboratorium Pertamina di Pulogadung, Jakarta. Selanjutnya, kami uji di kilang Dumai, Riau," katanya.
Saat ini, kata Heru, konsumsi avtur per tahun mencapai 5 juta kiloliter, semuanya diperoleh dari impor. Penggunaan bioenergi diharapkan bisa menghemat dua persen impor avtur. (Baca: Lebaran, Konsumsi Premium dan Avtur Bakal Melonjak)
Direktur Operasi PT Garuda Indonesia Novianto Herupratomo mengatakan konsumsi avtur Garuda per tahun mencapai 1,8 juta kiloliter. Pada 2016, Novianto memprediksi konsumsi avtur Garuda bisa mencapai 2 juta kiloliter.
Garuda menyatakan akan mempertimbangkan penggunaan bioavtur asalkan ekonomis. "Harganya berapa bioavtur yang akan datang? Kami belum tahu," katanya. (Baca: Kinerja Garuda Bakal Tertekan Hingga Akhir Tahun)
KHAIRUL ANAM
Terpopuler
Polisi Panggil Pengurus Gerindra Soal Garuda Merah
Ini Saran Komnas HAM kepada Tim Advokasi Prabowo
Lusa, PTUN Akan Jatuhkan Vonis Gugatan Prabowo
Nazaruddin: Nova Riyanti Juga Istri Anas
Kritik Ahok: Jokowi Lelet Ambil Keputusan