TEMPO.CO, Jakarta - Foto Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Ignatius Jonan yang tertidur pulas di salah satu gerbong kereta ekonomi tersebar di beberapa media sosial. Pengamat badan usaha milik negara Said Didu yang dihubungi Tempo pada Senin, 4 Agustus 2014 berpendapat hal itu bukan bentuk pencitraan.
Dia menyatakan Dirut KAI itu memang gemar turun langsung ke lapangan untuk mengetahui masalah di perkeretaapian Indonesia. "Saya kenal baik dia. Saya juga yang menyeleksi dia saat akan menjadi Dirut Kereta Api. Dia memasukkan kultur dirinya kepada perusahaan," ujar Said. (Baca: Direktur KAI Pamerkan Kereta Baru)
Menurut Said, banyak hal yang telah dilakukan Jonan selama menjabat sebagai Direktur Utama PT KAI. Dia berhasil mengatasi penyakit utama KAI, seperti masalah ketertiban, kedisiplinan, dan permainan internal yang tinggi. Selain itu, dia berhasil memperbaiki tata kelola keuangan yang sebelumnya tidak disiplin dan berhasil melawan intervensi di luar lingkungan KAI.
Ada tiga kriteria yang dipasang Said saat memilih Dirut KAI. Pertama, harus memiliki kompetensi sebagai pemimpin, memiliki integritas, dan harus berani. "Saya lihat semua kriteria itu ada di Pak Jonan," ucapnya. (Lihat pula: Tinjau Stasiun, SBY: Pastikan Semua Gerbong Nyaman)
Meski begitu, dia mengingatkan agar Jonan tidak terbuai oleh pujian sehingga melupakan program-programnya untuk memperbaiki sistem perkeretaapian Indonesia. Masih banyak proyek yang harus dilakukan KAI seperti penambahan fasilitas serta melakukan ekspansi termasuk penambahan jalur kereta dan rel. Dia juga menyarankan agar pembangunan infrastruktur kereta tidak hanya berfokus di Pulau Jawa.
AYU WANDARI
Terpopuler
Komedian Mamiek Meninggal
Bagaimana ISIS Masuk Indonesia?
NasDem Sepakat Jabatan Menteri Bukan Petinggi Partai