TEMPO.CO, Jakarta - Bagi penggila sepak bola, ajang Piala Dunia 2014 kurang lengkap rasanya jika mendukung tim kesayangan tanpa mengenakan kostum dari tim sepak bola (jersey). Persoalannya, jersey menjelang Piala Dunia seperti sekarang ini, harganya pasti sudah naik. Lalu kapan saat yang tepat untuk membeli jersey dengan harga wajar?
Pedagang jersey di Solo, Ari Udaya, menyatakan setelah sebuah tim nasional meluncurkan jersey resminya untuk Piala Dunia, harganya langsung melonjak. Itu karena belum banyak produsen jersey aspal atau asli tapi palsu (KW) yang memproduksinya.
"Banyak fans sudah berburu, sedangkan pasokan masih sedikit. Itu yang menjadikan mahal," ujar pria yang berusia 30-an itu ketika dihubungi Tempo, Rabu, 11 Juni 2014. (Baca: Jelang Piala Dunia, Penjualan Bir Melonjak di Cina)
Namun harga itu pelan-pelan akan akan stabil setelah pasokan jersey tim-tim kesayangan di pasar mulai membanjiri pasar. Saat ini jersey impor dari Thailand dibanderol dengan harga Rp 90-120 ribu per buah dan bisa melonjak menjadi Rp 150 ribu per buah. Sedangkan untuk jersey buatan lokal harganya hanya sekitar Rp 75 ribuan per buah.
Hampir sama dengan Ari, pemasok jersey online, Dian Rivia, menyatakan harga jersey cenderung stabil ketika kick off baru dilakukan. “Namun harga bakal naik ketika memasuki babak penyisihan sampai final,” ujar salah satu pemasok online jersey di Jakarta. Di momen-momen pertandingan yang mulai banyak kegiatan nonton barengnya itu pula yang mendorong kenaikan permintaan pasar juga. (Baca: Piala Dunia Dongkrak Omzet Retail)
Nah, jika ingin dapat jersey dengan harga murah, Dian menganjurkan pembelian di saat pasokan di pasar sudah membeludak. Selain itu, pembeli bisa berharap ada potongan harga untuk jersey tim-tim yang sudah kalah dalam pertandingan awal. "Biasanya mereka (pengusaha) tak ambil (untung), hanya mengembalikan modal saja," ujarnya.
AMIR TEJO
Berita terpopuler:
Tarif Listrik 6 Golongan Pelanggan Naik per 1 Juli
Usai Debat Capres, IHSG Rebound 61 Poin
Anggaran Pensiun PNS Rp302 Miliar Tak Ada Laporan?
Utang Pemerintah Rp 2.652,10 Triliun