TEMPO.CO , Bogor: Merosotnya volume produksi susu sapi nasional membuat Bambang Sutantio, Chief Executive Officer PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory), terdorong untuk membenahinya. “Ketika Cimory berdiri peternak sapi perah Cisarua hanya mampu menghasilkan 3 ribu liter susu segar per hari. Volume ini sangat rendah,” katanya di Peternakan Cimory, Ciawi, Jumat, 23 Mei 2014.
Oleh karena itu, Cimory sejak tahun 2007 mulai mengundang semua penghasil susu sapi segar di Cisarua untuk bergabung ke koperasi yang didirikannya. Agar peternak tertarik, Cimory memberikan insentif untuk peternak yang produktif menghasilkan susu segar dan memberikan jaminan penyerapan susu hasil perahan. (Baca: Indonesia Masih Impor Susu 4,5 Juta Liter per Hari)
“Kami jamin 100 persen susu yang dihasilkan peternak sapi Cisarua akan diserap oleh perusahaan,” tutur Bambang. Salah satu strategi yang sangat jitu mendorong peternak sapi perah lebih produktif saat itu adalah Cimory yang berani membeli susu sapi segar dari peternak dengan harga premium. (Baca: Erupsi Kelud, Ribuan Sapi Emoh Hasilkan susu)
Artinya, cuma Cimory berani membeli susu dengan harga 10 persen lebih tinggi dibanding harga susu tertinggi di Indonesia. Kini, Cimory membanderol harga susu segar dari peternak sebesar Rp 5.800 per liter, dimana harga ideal susu segar di pasaran ialah Rp 5 ribu per liter.
Berkat strategi itu, peternak di bawah koperasi Cimory kini berhasil memenuhi kapasitas produksi sebanyak 16 ribu liter susu segar tiap hari. “Secara kumulatif kapasitas produksi susu binaan Cimory naik sebesar 433 persen selama 7 tahun atau 61 persen per tahunnya,” kata Bambang. Jumlah peternak susu sapi perah binaan Cimory di Cisarua naik 2 kali lipat dari semula 200 peternak kini menjadi 400 peternak.
Lebih jauh, Bambang juga menggarisbawahi bahwa kunci produktivitas susu sapi sepenuhnya bergantung pada jaminan harga serap susu dan harga pakan ternak. “Kalau semua sentra penghasil susu menerapkan strategi harga premium dan pemerintah berani menjamin harga pakan maka Indonesia akan mandiri dalam konteks pemenuhan kebutuhan susu,” ucapnya.
RAYMUNDUS RIKANG R.W
Berita terpopuler:
BBM Subsidi di Timor Leste Laku Rp 10-15 Ribu
Selasa-Jumat, Hari 'Bebas Sapi' di Perbatasan
Bulan Depan, AirAsia Tutup Empat Rute Penerbangan