TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan akan memanggil jajaran direksi PT PLN (persero). Pemanggilan ini berkaitan dengan pasokan listrik di Sumatera yang mengalami masalah dalam beberapa waktu terakhir. (Baca: Jero Sayangkan Krisis Listrik di Sumatera Utara).
"Besok saya kumpulkan direksi PLN," kata dia seusai rapat pimpinan di kantor PT Angkasa Pura II, Kamis, 6 Maret 2014.
Menurut Dahlan, PLN kurang berkoordinasi dengan perusahaan pelat merah lainnya dalam hal penyediaan listrik. Akibatnya, pembangunan jaringan transmisi di Sumatera lambat. Oleh karena itu, kata Dahlan, dirinya juga akan memanggil perusahaan negara yang berkiprah di bidang konstruksi untuk membangun jaringan listrik bersama PLN.
Dalam kesempatan tersebut, Dahlan juga mengkritik kebijakan PLN. PLN, kata dia, hanya mau membangun jaringan jika ada investor asing. Menurut Dahlan, pendanaan dari asing terlihat lebih murah karena bunga yang diberikan lebih rendah.
Namun, Dahlan mengatakan pinjaman asing sering menyebabkan keterlambatan pembangunan. "Dampak keterlambatan ini malah lebih mahal dari bunga. Karena listrik langka, perekonomian tidak maju dan akhirnya menggunakan bahan bakar minyak yang lebih mahal." (Baca juga: Setrum Inalum Bisa Atasi Listrik di Sumatera Utara)
Dahlan mengatakan ada keuntungan yang diperoleh dari kerja sama PLN dengan perusahan konstruksi pelat merah dalam membangun transmisi. Transmisi Jambi-Pekanbaru bisa dibangun oleh perusahaan konstruksi milik negara dengan dana US$ 2 miliar. Jika transmisi ini selesai, harga listrik di Sumatera Utara bisa mencapai Rp 1.200 per kilowatt jam, lebih murah ketimbang biaya saat ini yang mencapai Rp 4.000 per kilowatt jam.
MARIA YUNIAR
Berita Terpopuler
Diusir Mahasiswa Bandung, Prabowo Kecewa Berat
Pelawak Jojon Tutup Usia
Alasan Mahasiswa Usir Prabowo dari Hotel Savoy
Penembak Kucing Dipecat dari Tempatnya Bekerja