TEMPO.CO, Surabaya - Perusahaan galangan kapal PT PAL Indonesia (persero) terus bermanuver setelah sempat terpuruk satu dekade lebih akibat hantaman badai krisis moneter. Secara berangsur jumlah pesanan dan angka penjualan kapal mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.
Manajer Humas PT PAL Indonesia, Bayu Wicaksono, mengatakan perseroan menargetkan penjualan sebesar Rp 1,6 triliun tahun ini. Angka ini naik ketimbang realisasi penjualan tahun lalu sebesar Rp 700 miliar. "Dengan target penjualan yang naik, tahun ini diharapkan laba perseroan juga naik," kata Bayu kepada Tempo, Selasa, 5 Maret 2013.
Bayu mengakui krisis ekonomi di Eropa dan sebagian Asia berimbas pada pesanan kapal di PT PAL. Bahkan, pada tahun 2011, katanya, PT PAL membukukan kerugian hingga Rp 1,3 triliun. Namun, kinerja positif mulai ditunjukkan perseroan pada 2012 lalu dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 2,6 miliar.
Bayu mengatakan industri galangan kapal nasional butuh insentif dari pemerintah untuk segera bangkit. Menurut dia, kebijakan pemerintah mengenakan pajak impor bagi industri galangan kapal yang membeli komponen dari negara asing menghambat. “Sementara industri pelayaran yang membeli kapal dari luar negeri justru tak dikenai pajak impor,” kata Bayu.
Bayu melihat galangan kapal nasional membutuhkan insentif bunga bank dan pajak pertambahan nilai. Di Indonesia, bunga bank untuk industri galangan kapal masih sekitar 10 hingga 12 persen dengan PPN sebesar 10 persen. "Khusus industri galangan kapal, idealnya bunga bank itu 4 persen. Di luar negeri, PPN nol persen," kata Bayu membandingkan.
DIANANTA P. SUMEDI
Berita terpopuler:
Peretas Situs SBY Akan Direkrut Mabes Polri?
Waspada, Banjir di Jakarta Dinihari
Rasyid Tak Ditahan, Status Seperti Orang Merdeka
Pemuda Cabuli Empat Adik Tiri dan Ibu Kandungnya
Bentrokan Bersenjata di Sabah, 5 Polisi Malaysia Tewas
Ahok Minta Pengusaha Beli Vila Ilegal di Puncak