TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum, Achmad Gani Ghazali, mengatakan akan membangun jalur pemberhentian khusus bus Transjakarta yang melintas di enam ruas jalan tol dalam kota yang baru.
Jalur pemberhentian itu akan dibangun dengan jarak 1-2 kilometer di jalur tol sepanjang 69,77 kilometer. "Kami akan membuat jalur bay di sisi kiri sehingga bus yang masuk bay dan berhenti tidak mengganggu," katanya di Kementerian Pekerjaan Umum, Jumat, 11 Januari 2013.
Panjang bay dibangun kira-kira 500 meter hingga 1 kilometer. Antara jalur bay dan jalur tol, kata Gani, tidak dipisah dengan separator. “Berbahaya untuk kecepatan tinggi,” ujarnya. Shelter khusus itu akan terintegrasi dengan halte di bawah tol. “Agar terhubung dengan moda transportasi lain, seperti kopaja atau metromini," katanya.
Gani optimistis dengan sistem tersebut integrasi jalur Transjakarta dan jalan tol akan berjalan lancar. “Tidak akan berbahaya,” katanya. Integrasi ini dibuat untuk menjawab kritik yang menolak pembangunan enam tol itu.
Gubernur DKI Joko Widodo menyetujui pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota. Proyek senilai Rp 41 triliun itu akan dibangun dalam tiga tahapan. Pertama, ruas tol Palimanan-Sunter dan Sunter-Bekasi Raya, kemudian ruas Duri Pulo-Kampung Melayu dan Kemayoran-Kampung Melayu. Adapun tahap terakhir adalah ruas Ulujami-Tanah Abang dan Pasar Minggu-Casablanca. Proyek ini ditargetkan selesai pada 2022.
ANANDA TERESIA