TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Holdings (Pusri), Arifin Tasrif, menaikkan target pendapatan perusahaannya untuk tahun ini. "Pendapatan targetnya naik sekitar 20 persen dibanding 2011," ujarnya ketika dijumpai Tempo di acara Jakarta Food Security Summit, Selasa, 7 Februari 2012.
Tahun lalu PT Pusri meraup pendapatan sebesar Rp 32 triliun dan tahun ini naik menjadi Rp 40 triliun. Dari sisi laba bersih diharapkan tak jauh beda dengan tahun sebelumnya, sekitar Rp 4 triliun. Arifin optimistis target tercapai karena selama dua tahun belakangan angka penjualan terus terdongkrak.
"Tahun lalu saja naik 1 juta ton, tahun ini diperkirakan naik 1 juta ton lebih sedikit," kata dia. Saat in, PT Pusri memproduksi pupuk sebanyak 12 juta ton per tahun. Namun volume produksi tersebut belum memenuhi kapasitas total perusahaan yang dapat mencapai 13 juta ton lebih.
Selain itu Pupuk Sriwidjaja juga berencana membangun tiga pabrik baru untuk meningkatkan produksinya. Tiga pabrik tersebut adalah Pupuk Kaltim V yang sedang berjalan, dan dua pabrik pupuk urea lainnya yang akan dibangun di Gresik dan Bojonegoro, Jawa Timur.
Pabrik pupuk tersebut masing-masing berkapasitas total produksi sebanyak satu juta ton per tahun. Nilai investasi untuk dua pabrik di Jawa Timur mencapai US$ 1,3 miliar, sementara investasi untuk Kaltim V mencapai Rp 5 triliun.
Arifin memaparkan pembangunan pabrik pupuk urea di Bojonegoro dan Gresik dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pupuk di Jawa dan menekan biaya produksi. Sebabnya selama ini bahan baku berupa amoniak dan urea untuk produksi pupuk didapatkan dari Kalimantan Timur dan Palembang dengan biaya transportasi cukup tinggi. "Kalau kedua pabrik di Jawa Timur itu sudah jadi dan beroperasi, kami bisa hemat biaya pengiriman sebesar US$ 60 juta per tahun."
Pembangunan pabrik baru akan selesai dalam tiga tahun mendatang atau pada 2015. Itu apabila pengerjaan pabrik mulai berjalan tahun ini dan sudah ada kepastian pasokan gas untuk menjalankan pabrik.
Tiga pabrik baru tersebut diperkirakan membutuhkan gas sebanyak 350 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Saat ini komitmen gas yang didapatkan baru sebanyak 255 MMSCFD. "Kami sedang cari-cari lagi. Terutama untuk dua pabrik yang di Jawa Timur," kata dia.
Pupuk Sriwidjaja telah menjalin Gas Sales Agreement (GSA) dengan operator Blok Cepu, ExxonMobile, untuk memasok gas ke kedua pabrik mereka. "Kami juga coba dekati Pertamina. Kalau gas sudah dapat baru kami masuk ke proses tender untuk mulai garap pabrik."
Saat ini total kebutuhan gas PT Pupuk Sriwidjaja Holdings mencapai 800 MMSCFD. Namun yang baru terpenuhi hanya sebanyak 725 MMSCFD. "Ini kami tagih terus janji pemerintah untuk prioritaskan gas domestik, terutama untuk pabrik pupuk," tuturnya.
GUSTIDHA BUDIARTIE