TEMPO.CO, London- Tenggelamnya kapal pesiar Costa Concordia sudah pasti memakan korban materi. Perusahaan pengelola Costa Concordia, Carnival Corporation & plc, membukukan kerugian sedikitnya US$ 95 juta atau Rp 855,5 miliar akibat hancurnya salah satu aset berharga mereka itu.
"Kapal ini sudah dikeluarkan dari perhitungan pendapatan kami untuk sisa tahun fiskal ini," demikian pernyataan manajemen Carnival kepada Bursa Saham London, seperti dikutip BBC, Senin 16 Januari 2012.
Sesaat setelah taksiran kerugian ini diumumkan, saham Carnival melorot 18 persen. Bursa saham London mencatat, jika dihitung per lembar saham kerugian Carnival mencapai US$ 0,11 hingga US$ 0,12. Tapi Carnival dikabarkan memiliki klaim asuransi kerusakan kapal lebih dari US$ 30 juta sehingga dampak musibah ini bisa sedikit dikurangi.
Tak bisa dipungkiri, kandasnya Costa Concordia di lepas pantai Italia Jumat malam lalu bakal berdampak buruk pada industri pelayaran dunia. Analis Shore Capital, Greg Johnson mengatakan, musibah ini mengurangi jumlah peminat wisata kapal pesiar tahun ini."Kami menyoroti adanya pengaruh negatif pada jumlah pemesanan perjalanan wisata bahari," kata dia.
Sementara itu CEO Carnival, Micky Arison mengaku sedih atas musibah ini. Saat dikonfirmasi mengenai nilai kerugian perusahaannya, ia mengaku belum mengalkulasi secara rinci karena tengah memprioritaskan penyelamatan penumpang dan kru kapal.
Carnival Corporation merupakan operator kapal pesiar terbesar dunia. Perusahaan yang berbasis di Miami, Florida, Amerika dan Southampton, Inggris ini memiliki 11 kapal, termasuk P&O Cruises, Cunard dan Princess Cruises. Dari bisnis kapal pesiar, pada 2010 Carnival mengantongi pendapatan hingga US$ 14.46 miliar.
FERY FIRMANSYAH
Berita Terkait
Kronologi Kandasnya Costa Concordia
Berapa Tarif Kapal Pesiar Costa Concordia?
Aneh, Kapten Kapal 'Ngacir' Sebelum Costa Concordia Karam
Warga Cina Selamat dari Karamnya Costa Concordia