Salah satu terobosan yang Respati tawarkan adalah menambah satu hotel bintang lima, karena Solo kini menuju kota wisata. Dia juga menawarkan revisi Perda Pariwisata.
Sementara itu, calon wakil wali kota Solo nomor urut 1, Bambang Nugroho, menyebut kolaborasi dengan kepala daerah lain sangat penting untuk meningkatkan PAD, termasuk kolaborasi dengan para pengusaha.
"Untuk meningkatkan PAD, kita akan coba investasi di kabupaten-kabupaten yang ada. Supaya apa, pariwisata kita yang sumber daya alam tidak ada, kita investasi di sana. Sehingga judulnya, orang datang ke Surakarta, ayo ke Solo, orang bisa datang ke kabupaten-kabupaten. Dengan apa, kolaborasi," kata Bambang.
Pertanyaan lain datang dari Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Pendidikan Informasi dan Advokasi Kadin Solo, Kresna Bayu Sangka, yang menyinggung soal perkembangan indikator pendidikan Kota Solo yang cenderung naik. Namun, permasalahan muncul antara kompetensi SDM dengan kebutuhan pasar yang dinamis.
"Program-program peningkatan keterampilan dan kompetensi atau skill up SDM juga belum bisa maksimal," kata Bayu.
Menanggapi soal itu, calon wali kota Solo nomor urut 1, Teguh Prakosa, mengatakan Solo sudah membangun infrastruktur untuk melatih sumber daya manusia (SDM) yang diawali sejak periode kedua Wali Kota Solo, Jokowi. Pembangunan itu dilanjutkan lagi di era Wali Kota FX Hadi Rudyatmo.
Teguh mencontohkan, pelatihan skill tenaga kerja sudah disediakan di Solo Techno Park (STP), seperti pelatihan las di air, hingga yang terbaru, yaitu AI Experience Center. Sedangkan untuk lapangan kerja, Teguh menyebut ada event job fair. Namun, ia menilai dalam hal ini ada kelemahan juga yang sifatnya bukan tepat guna.
"Anak-anak kita meninggalkan Solo malas. Ini yang harus kita ubah. Kita biayai pelatihan di STP ada las, las di bawah air. Kan di Solo tidak ada yang membutuhkan las di bawah air. Apa mau ngelas ning jero (di dalam) sumur, tidak ada. Yang ada di luar Jawa semuanya. Jobnya ada, nyuwun sewu mboten wonten ingkang budal (mohon maaf, tidak ada yang mau berangkat)," ungkap Teguh.
Sehingga, menurut Teguh, pola pikir yang harus diubah untuk memperbaiki mental SDM di Kota Solo.
Sementara itu, calon Wakil Wali Kota Nomor urut 2, Astrid Widyani, mengatakan IPM didasari tiga dimensi, yaitu pendidikan, kesehatan, dan standar kelayakan pendapatan. Ketika IPM berjalan seimbang, barulah pendidikan bisa berbicara soal pembangunan kota.
"Ketika kita berbicara peningkatan SDM, tidak lepas dari tiga hal itu. Surakarta sudah baik, terus meningkat. Tapi ketika kita lihat pemerataan pendidikan ini, kita implementasikan dalam sebuah kebijakan yang lebih tepat guna dan sasaran," kata Astrid.
Pilihan Editor: Aturan tentang Jaminan Ojol Diminta Segera Disahkan, SPAI Singgung Tarif Murah dan Beban Kerja