TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak tujuh konsorsium mengajukan prakarsa untuk masuk ke skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) membangun perumahan ASN di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sementara sebuah riset menunjukkan permintaan rumah dan tanah di wilayah sekitar IKN tumbuh 63,4 persen. Pembeli didominasi orang Jakarta.
"Sudah ada tujuh yang mengajukan prakarsa untuk masuk ke skema KPBU. Tujuh konsorsium maju sebagai pemrakarsa untuk perumahan ASN itu ya. Terus ada satu untuk pendidikan. Nah ke depannya mau ada lagi untuk transportasi," kata Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Keuangan, Brahmantio Isdijoso, di Semarang, Kamis, 18 Juli 2024.
Ia menuturkan Kementerian Keuangan mendorong skema KPBU dalam penyediaan infrastruktur di IKN seperti dengan memberikan Fasilitas Penyiapan Proyek dan fasilitas penjaminan yang dibutuhkan supaya transaksi bisa berjalan dengan baik.
"Paling tidak best practice (KPBU) yang ada di Semarang Barat minimal bisa direplikasi di sana," tuturnya.
Ia juga mengatakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah memberikan dua macam fasilitas, yakni fasilitas pendukung penerapan skema pembiayaan sehingga siap menerima investor, dan fasilitas proyek-proyeknya.
Sedangkan yang menjadi Penanggung Jawab Proyek Kerjasama KPBU IKN nantinya adalah Kepala Otorita IKN. "Untuk KPBU IKN hari ini sudah bergerak, sudah dilakukan proses-proses penyiapan," ujarnya.
Head of Research Rumah123 Marisa Jaya mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kawasan IKN dan sekitarnya pada tahun 2023 melampaui rata-rata di Kaltim dan Indonesia secara keseluruhan. Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,05 persen.
“Pada tahun 2023, Balikpapan mencatatkan pertumbuhan 6,5 persen, Samarinda 8,6 persen, Kutai Kartanegara 5,1 persen, sementara Penajam Paser Utara 29,8 persen. Ini mengindikasikan perkembangan aktivitas ekonomi di kawasan IKN,” kata Marisa dalam keterangan resmi, di Jakarta, Jumat. IKN masuk wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara.
Selama periode Januari-April 2024, mayoritas pencari properti di sekitar kawasan IKN masih fokus pada rumah tapak dan tanah. Permintaan rumah tapak tertinggi tercatat di Balikpapan (69,1 persen) dan Samarinda (48,1 persen).
Permintaan tanah paling tinggi terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara (86,2 persen) dan Kutai Kartanegara (76,5 persen). Selain rumah dan tanah, terdapat permintaan atas ruko dengan persentase tertinggi di Samarinda (29,3 persen).
“Temuan ini memperlihatkan mayoritas permintaan di kabupaten yang menjadi bagian dari wilayah IKN adalah tanah. Sementara di dua kota terdekat, permintaan didominasi rumah tapak. Hal ini disebabkan keterbatasan pengembangan dan suplai properti residensial dan komersial di kedua kabupaten,” ujar Marisa.
Namun, tren ini di satu sisi juga menunjukkan minat masyarakat yang cukup tinggi untuk berinvestasi di sekitar wilayah IKN dengan mencari tanah atau lahan kosong, katanya.
Selain dapat memanfaatkan peningkatan nilainya seiring perkembangan kawasan, investasi dalam bentuk tanah juga memberikan fleksibilitas bagi individu untuk mengembangkan properti sesuai dengan kebutuhan dan tren pasar properti IKN ke depan.
Berdasarkan catatan Rumah123, indeks harga rumah tapak di kawasan IKN mengalami pertumbuhan 2,6 persen secara tahunan dan indeks suplai turun tipis 1,9 persen. Sementara indeks permintaan rumah tapak tumbuh mencapai 63,4 persen.
Dari sisi profil asal pencari di keempat area, permintaan didominasi warga yang berasal dari sekitar wilayah IKN dan Jakarta.
Di Balikpapan, pencari properti tertinggi berasal dari kota itu sendiri (29,9 persen), Jakarta (21 persen), dan Samarinda (13,2 persen). Sementara di Kutai Kartanegara, permintaan banyak berasal dari Jakarta (23,4 persen), Samarinda (15 persen), dan Balikpapan (10,5 persen).
Di Penajam Paser Utara, permintaan tertinggi juga berasal dari Jakarta (31 persen), diikuti warga asal Balikpapan (9,5 persen), dan Samarinda (6,1 persen). Di Samarinda, permintaan terbesar berasal dari warganya sendiri (39,3 persen), disusul Balikpapan (19 persen), dan Jakarta (13,7 persen).
Lebih lanjut, Marisa menjelaskan, pencari properti di kawasan IKN didominasi generasi muda dengan rentang usia 18-34 tahun, dengan rincian di Balikpapan (56,9 persen), Kutai Kartanegara (71,4 persen), Penajam Paser Utara (48,5 persen), dan Samarinda (56,4 persen).
Proporsi pencari properti pada rentang usia 35-64 tahun juga terlihat cukup signifikan, seperti di Balikpapan (42,8 persen), Kutai Kartanegara (28,6 persen), Penajam Paser Utara (51,5 persen), dan Samarinda (43,6 persen).
Ia menilai ketertarikan terhadap proyek IKN menjadi faktor signifikan yang menarik minat generasi muda dalam mencari properti di kawasan tersebut.
“Selain itu, sebagian dari mereka juga melihat IKN sebagai peluang investasi properti. Dalam konteks ini, generasi muda yang telah memiliki daya finansial kuat mencari celah investasi di wilayah yang baru dengan potensi pertumbuhan tinggi," katanya.