TEMPO.CO, Jakarta - Program unggulan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yaitu pemberian makan siang dan susu gratis di sekolah, pondok pesantren (ponpes), serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil menuai sejumlah polemik.
Prabowo mengatakan kebutuhan anggaran untuk mewujudkan gagasannya itu mencapai Rp 450 triliun per tahun. “Sekitar Rp 450 triliun lebih. Everybody will ask, uangnya dari mana? APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sekarang, alokasi untuk bansos (bantuan sosial) itu Rp 493 triliun, hampir Rp 500 triliun,” katanya dalam acara Trimegah Political and Economic Outlook 2024 di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu, 31 Januari 2024.
Sebelumnya, beredar rumor bahwa ide makan siang gratis tersebut akan diimplementasikan melalui pemotongan subsidi bahan bakar minyak (BBM) serta penyesuaian ulang dan pengalihan anggaran dari sektor pendidikan. Terdapat pula isu penyaluran makan siang gratis kepada 82,9 juta anak akan menyentuh target maksimal pada 2029.
Daftar Negara yang Beri Makan Siang Gratis
Prabowo sebelumnya mengklaim bahwa 76 negara sudah lebih dahulu menerapkan program makan siang gratis untuk siswa. “Ternyata 76 negara di dunia sudah memberi makan siang gratis untuk anak-anaknya,” ucapnya dalam acara deklarasi Relawan Pedagang Indonesia Maju di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Desember 2023.
Negara-negara yang menyalurkan makan siang gratis kepada warganya, menurut dia, terus bertambah. “Sekarang kalau tidak salah ada tambahan 6 negara lain yang sedang menyiapkan. Dengan Indonesia, berarti ada 7 negara,” ujarnya.
Mengutip laporan bertajuk School Meal Programs Around the World: Results from the 2021 Global Survey of School Meal Programs oleh Global Child Nutrition Foundation (GCNF), sebanyak 125 dari 139 negara mempunyai program pemberian makanan di sekolah dalam skala besar. Jumlah itu lebih banyak dari angka yang diklaim Prabowo-Gibran.