TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pertanian dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Eliza Mardian menyebut, program food estate yang digagas pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi tidak mampu menyejahterakan petani.
Eliza berharap, para calon wakil presiden atau Cawapres dapat menjelaskan terobosan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dalam debat Cawapres yang akan diadakan pada Ahad, 21 Januari 2024.
"Persoalan pertanian seperti isu food estate ini petani tetap saja tidak jadi pemilik lahan, mereka tetap menggarap yang bukan lahannya. Belum lagi food estate ini rata-rata di luar Pulau Jawa yang seringkali harus mendatangkan petani dari Jawa," ujar Eliza dalam keterangannya kepada Tempo pada Sabtu, 20 Januari 2024.
Eloza menyebut, food estate di Kalimantan Tengah pada akhirnya gagal karena kekurangan sumber daya manusia yang menggarap lahan. "Dari sejak Presiden Soeharto hingga Jokowi, food estate tidak ada yang pernah berhasil," katanya.
Menurutnya, daripada melanjutkan program food estate yang memicu deforestasi dan polemik dengan masyarakat setempat, lebih baik mengintensifkan pertanian eksisting dan memperbaiki infrastruktur mendasar seperti irigasi.
Ia juga berharap, para pasangan calon alias Paslon dapat menjelaskan program unggulan mereka mengenai kesejahteraan petani. Ia menyebut, perlu ada kebijakan yang tidak setengah hati dan komprehensif.
"Karena permasalahan fundamental yang dihadapi oleh sektor pertanian adalah penurunan kesejahteraan. Hal ini terindikasi dari fenomena guremisasi yang mana petani gurem kian bertambah," kata Eliza.
Selanjutnya: Eliza mengungkapkan, penurunan kesejahteraan ini diperparah dengan kenyataan....