Saat ini pemerintah juga sedang mendorong perusahaan untuk berinvestasi untuk smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL). HPAL alih-alih smelter berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).
HAPL merupakan smelter yang dapat menggunakan limonite, yang merupakan bijih nikel kadar rendah, sebagai feedstock. Teknologi HPAL dapat menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), dengan turunannya berupa nikel sulfat (NiSO4) dan cobalt sulfat (CoSO4) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku baterai. Sedangkan RKEF merupakan metode smelter yang menggunakan tungku putar dan tungku listrik untuk mengubah bijih nikel kadar tinggi atau saprolite menjadi nickel pig iron (NPI).
Direktur Hilirisasi Minerba Kementerian Investasi Hasyim Daeng menuturkan jumlah RKEF di Indonesia sudah cukup banyak, sehingga pembangunnnya tidak perlu didorong lagi. Sementara, kata dia, pada 2027 ada sekitar 111 perusahaan yang bakal memproduksi NPI dan feronikel.
"Kami khawatir, karena kalau dilihat, cadangan nikel kita akan lebih cepat habis," ujar Hasyim ketika ditemui di sela acara Tempo Electric Vehicle and Battery Conference di Jakarta, Selasa, 21 November 2023.
Karena itu, pemerintah bakal moratorium pembatasan pembangunan RKEF. "Kami dorong agar pelaku investasi mau main untuk HPAL yang tujuannya untuk kendaraan listrik."
Lebih lanjut, Hasyim mengatakan pemerintah akan memberi karpet merah bagi perusahaan yang mau berinvestasi di HPAL. "Kalau ada kendala perizinan, kami coba fasilitasi," kata Hasyim.
Pilihan Editor: Isi Daya Mobil Listrik, PLN Bikin Tiang Listrik Jadi SPKLU