TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 115 poin ke level Rp 15.510 per dolar Amerika Serikat (dolar AS) pada perdagangan Kamis sore, 30 November 2023. Sebelumnya, rupiah sempat melemah 120 poin ke level Rp 15.395 per dolar AS.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif tapi ditutup melemah di kisaran Rp 15.500 hingga Rp 15.570 per dolar AS,” ujar Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan tertulis, Kamis.
Dalam laporannya, Ibrahim menyoroti keresahan dan kegelisahan presiden Joko Widodo alias Jokowi terhadap situasi perekonomian dan geopolitik global yang tengah tidak stabil.
“Inflasi dan suku bunga tinggi di Amerika Serikat, Tiongkok yang ekonominya melambat dan mengalami krisis properti, serta tensi geopolitik yang meningkat seperti adanya Perang Ukraina vs Rusia, dan konflik antara Israel dan pasukan Hamas di Gaza,” tuturnya.
Adapun faktor dari luar, kata Ibrahim, Bank Sentral Amerika Serikat alias The Fed kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut. Hal ini dikarenakan penurunan inflasi AS dan tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja. “Pelonggaran inflasi lebih lanjut juga dapat mendorong bank tersebut untuk menurunkan suku bunganya pada tahun 2024,” kata dia.
Namun, Ibrahim mengungkap bahwa pasar saat ini tengah menunggu isyarat lebih lanjut mengenai inflasi AS dari data indeks harga Personal Consumption Expenditures (PCE) untuk bulan Oktober, yang akan dirilis hari ini. “Angka tersebut merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, dan kemungkinan akan menjadi faktor dalam sikap bank tersebut terhadap suku bunga dalam beberapa bulan mendatang,” ucapnya.
Selain itu, terdapat beberapa fokus yang menjadi perhatian pada minggu ini, yakni data pembacaan kedua produk domestik bruto (PDB) AS kuartal III 2023 pada hari ini dan pidato Ketua Fed Jerome Powell, akan dirilis pada hari Jumat.
Pilihan Editor: Modal Asing Masuk Rp 7,03 T Pekan Ini, Sentimen Rupiah Menguat