Kendati demikian, ia menilai kinerja neraca perdagangan yang menurun tidak berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia karena konsumsi rumah tangga yang masih terjaga.
"Kalau kita lihat dari sisi pengeluaran kan penyumbang pertumbuhan ekonomi kita dari sisi konsumsi rumah tangga yang di kisaran 50 persen, disusul investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto," ujar Fajar.
Fajar menambahkan, dari sisi kinerja impor yang menurun juga pasti berdampak terutama pada sektor-sektor tertentu seperti industri manufaktur.
Penurunan impor berpotensi mengganggu kegiatan industri manufaktur yang masih sangat bergantung pada bahan-bahan baku dari luar negeri yang mencapai 70 persen.
"Tetapi memang tidak berdampak signifikan bagi perekonomian kecuali yang menurun itu adalah daya beli atau konsumsi rumah tangga domestik," kata Fajar.
Pilihan editor: BPS Ungkap Ekspor Indonesia ke Israel USD 140,57 Juta, Lampaui ke Palestina