TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan tetap memberikan insentif pajak untuk menggaet investor masuk ke Indonesia. Hal ini dilakukan sepanjang regulasi global minimum tax (GMT) atau pajak minimum global belum diterapkan.
"Tax holiday menjadi sangat penting. Tax allowance, tetap kami berikan. Impor barang modal untuk tidak dibayar, ditanggung negara, itu juga kami berikan," kata Bahlil dalam acara BNI Investor Daily Summit 2023 di Kawasan Senayan Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023.
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan aturan pajak minimum global menjadi mainan negara-negara maju. Menurut Bahlil, pajak minimum global diterapkan sebagai strategi untuk menarik investor masuk ke negara-negara maju. Sehingga, kata dia, penerapannya tidak apple to apple antara negara maju dan negara berkembang.
"Bagaimana kita mau berkompetisi?" ucap Bahlil.
Bahlil memang pernah meminta agar aturan pajak global minimum sebesar 15 persen dikaji ulang. Sebab jika diterapkan terlalu dini, akan mengganggu program hilirisasi yang digalakkan pemerintah. Hal itu lantaran investor negara-negara maju akan kembali ke negara asal.
Kebijakan pajak global minimum, kata dia, juga akan memaksakan negara-negara berkembang mengirim bahan baku ke negara maju. Karena itulah ia menuding aturan pajak global minimum menjadi akal-akalan negara maju. "Ilmu ini (akal-akalan) kita sudah paham. Jangan lagi anggap kita tak paham," kata Bahlil, 20 Agustus 2023, dikutip ari Antara.
Adapun sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan berbagai negara sedang bersiap menerapkan kesepakatan pajak global minimum. Namun, Indonesia masih menerapkan insentif fiskal untuk meningkatkan daya saing investasi.
"Ini yang akan menjadi salah satu fokus dunia, sekarang bertahap melaksanakan global taxation yang bertujuan mengurangi berbagai insentif fiskal untuk mencegah race to the bottom," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, dikutip dari Antara.
RIRI RAHAYU | ANTARA
Pilihan Editor: Cara Mudah Cek Keaslian Sepatu Nike