TEMPO.CO, Jakarta - TikTok Indonesia mengatakan saat ini TikTok tidak memiliki sistem pembayaran dan logistik di Tanah Air. Karena itu, perusahaan membantah dugaan melakukan praktik monopoli bisnis di Indonesia.
"Untuk sistem pembayaran, kami menerima segala jenis metode pembayaran," kata TikTok Indonesia kepada Tempo melalui email pada Sabtu, 23 September 2023.
Menurut perusahaan, ada beragam sistem pembayaran yang dapat digunakan di platform TikTok Shop. Termasuk kartu debit atau kredit, dompet digital (e-wallet), transfer bank, dan metode pembayaran tunai.
Sedangkan untuk logistik, TikTok mengatakan perusahaan bermitra dengan layanan penyedia jasa logistik di Indonesia, seperti, J&T, NinjaVan, JNE, dan SiCepat untuk mendukung operasional perusahaan.
Lebih lanjut, TikTok juga membantah telah menjual barang hasil produksi sendiri di platformnya. Perusahaan pun mengaku tidak berniat untuk menjadi peritel atau wholesaler yang akan berkompetisi dengan para penjual lokal di Indonesia.
Di sisi lain, TikTok Indonesia menegaskan Algoritma TikTok tidak berpihak pada produk-produk dari negara tertentu. Platform asal Cina itu mengatakan perusahaannya tidak mengumpulkan atau menyimpan data asal produk, sehingga menurut perusahaan, TikTok tidak memiliki kemampuan untuk memiliki keberpihakan atau memberikan batasan pada produk-produk yang berasal dari lokasi atau negara tertentu.
Ihwal dugaan praktik predatory pricing yang membuat produk UMKM lokal sepi peminat, TokTok mengatakan perusahaan juga tidak dapat menentukan harga produk. Adapun diketahui produk yang dijual di platform TikTok sangat murah sehingga membuat pelaku usaha di dalam negeri tidak dapat bersaing.
"Penjual dapat menjual produknya dengan tingkat harga yang mereka tentukan sesuai dengan strategi bisnis mereka masing-masing," kata TikTok Indonesia. Menurut perusahaan, produk yang sama yang dapat ditemukan di TikTok Shop dan platform e-commerce lain memiliki tingkat harga yang serupa.
Pilihan Editor: Seperti Apa Istana Garuda yang Dibangun Jokowi di IKN?