TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. atau PGE memiliki misi untuk menciptakan nilai (value creation) dengan memaksimalkan potensi panas bumi secara menyeluruh. Tujuanya, untuk mendukung agenda dekarbonisasi nasional dan global.
Untuk mewujudkannya, perusahaan harus membangun ekosistem berkelanjutan dengan mendukung transisi ke energi bersih serta mengurangi emisi karbon. “Terkait penciptaan nilai, PGE memiliki tiga strategi kunci melalui pengembangan potensi panas bumi,” ujar Direktur Operasional PGE Ahmad Yani lewat keterangan tertulis dikutip Jumat, 22 September 2023.
Yani menyampaikan hal tersebut dalam forum Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis, 22 September 2023. Dalam forum tersebut, dia menjelaskan strategi pertama, mengelola basis pendapatan melalui pemeliharaan aset dan reservoir panas bumi.
Selanjutnya kedua, memaksimalkan sumber pendapatan baru perseroan melalui penggunaan teknologi co-generation dan pengembangan greenfield. Serta pengembangan produk turunan, dan menjalankan skema kerja sama dengan berbagai pihak.
“Untuk teknologi co-generation yang diimplementasikan oleh PGE juga dapat mengurangi emisi sehingga sesuai dengan prinsip ESG (Environment, Social, Governance),” tutur Yani.
Kemudian strategi ketiga, melakukan transisi bisnis melalui pengembangan produk turunan. Produk turunan yang sekarang dijalankan di antaranya green hydrogen yang saat ini sedang dilakukan pilot project di Ulubelu (Lampung) dan Lahendong (Sulewesi Utara), pariwisata panas bumi di Lao Lao, dan geo-agribisnis.
Menurut Yani, strategi itu dijalankan dengan solid oleh PGE dan tetap berbasis pada penerapan ESG. “Sebagai upaya untuk menjaga tata kelola yang baik serta menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang positif,” ucap dia.
Sementara, dalam bentuk yang lebih nyata, Yani mengatakan saat ini PGE sedang fokus membangun dan menguatkan usaha-usaha kecil dan menengah (UMKM). “Serta terus membangun ekosistem berkelanjutan dengan terus mendukung transisi ke energi bersih serta mengurangi emisi karbon,” kata Yani.
Namun, Executive Director of International Geothermal Association Marit Brommer mengatakan perlu ada inovasi narasi untuk memperkuat awareness publik terkait industri energi terbarukan. Dalam hal ini, industri energi terbarukan harus terus membuat cerita-cerita yang menarik agar lebih banyak orang tertarik dengan industri ini. “Contohnya seperti Kopi dari Kamojang,” ujar dia.
Pilihan Editor: Kuasa Hukum Karen Agustiawan Bantah Tudingan Firli Bahuri