Terkait banyaknya TKA yang didatangkan, Eva melanjutkan, hal itu karena ada perubahan strategi untuk percepatan transfer keahlian dan pengetahuan yang sudah diprogramkan. Rencana awal 1.096 orang TKI akan dikirim ke Cina mulai 2021 sehingga diharapkan dengan sumber daya tersebut KCIC dapat mengoperasikan sendiri Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Namun rencana itu terkendala adanya pandemi Covid-19, di mana pemerintah Cina tidak mengijinkan warga asing masuk negara mereka. Sehingga pelatihan HSR Training baru bisa dilakukan pada 2022 dan lokasi pelaksanaannya dipindah ke Madiun.
“Training HSR dilaksanakan di PPI Madiun bekerja sama dengan Universitas Perkeretaapian di Cina yakni Southwest Jiaotong University dan Tianjin Railway Vocational and Technical College,” ucap Eva.
TKI yang telah dan akan menjalani Training HSR itu juga diseleksi secara ketat dan diwajibkan memiliki pengalaman sebagai operator operasional dan pemeliharaan. Contohnya untuk masinis kereta cepat adalah orang-orang terpilih yang sebelumnya harus sudah memiliki catatan mengemudikan kereta sebanyak 10.000 jam.
“Karena menjadi masinis kereta api cepat memerlukan keahlian tertentu yang berbeda dari keahlian masinis kereta konvensional,” kata Eva.