Pengembangan paket wisata
Selain produk makanan, desanya juga menghadirkan paket wisata tersendiri yang juga melibatkan masyarakat setempat. Di beberapa desa sekitar Candi Borobudur termasuk Desa Tuksongo, memiliki daya tarik tersendiri. Seperti situs peninggalan zaman dulu bernama Situs Dipan, lebah madu, tempat pengolahan sampah (TPA), Galeri Mbah Mojo, ukir bambu, dan aren.
Di desa Karim, ada Lapangan Randualas yang dimanfaatkan sebagai tempat berfoto bersama wisatawan yang datang.“Bilamana foto di sini keluarnya bisa bayar seikhlasnya untuk pengembangan wisata,” kata Karim.
Selain itu, dia juga memanfaatkan masyarakat yang memiliki mobil klasik Volkswagen untuk disewakan wisatawan dan digunakan berkeliling Desa Tuksongo. Berdasarkan pantauan Tempo, mobil klasik itu memang terlihat hilir mudik di kawasan tersebut. Menariknya mobil tersebut dicat berwarna-warni.
Program paket wisata tersebut sudah berjalan, hanya saja belum terlalu ramai. Karena, kata dia, hal itu juga berjalan dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat setempat. Ke depan, Karim akan menyelesaikan pebangunan Balai Ekonomi Desa atau Balkondes yang baru.
Saat ini, dia berujar, Balkondes baru ada satu yakni hasil kerja sama desanya dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Balkondes tersebut menawarkan berbagai falisitas seperti tempat menginap (home stay), dan lainnya. Karena terkadang tidak menampung wisatawan, sehingga Karim berencana mendirikan yang baru. “Sering crowded,” ujar Karim.
Pilihan Editor: Tak Hanya Andalkan Destinasi, Sleman Garap UMKM Genjot Wisata Komplit