TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menolak memperpanjang perjanjian ekspor gandum atau black sea grain deal. Kementerian Luar Negeri Rusia mengaku sudah memberi tahu Ukraina, Turki, dan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) soal kebijakan ini. Dengan demikian, perjanjian Black Sead berhenti berfungsi mulai 18 Juli.
"Itu berarti Laut Hitam barat laut akan kembali ditetapkan sebagai daerah bahaya sementara untuk pelayaran," ujar Kementerian Luar Negeri Rusia, dikutip dari Reuters pada Rabu, 19 Juli 2023.
Adapun perjanjian tersebut memungkinkan Ukraina mengekspor gandum dari pelabuhan Laut Hitam selama setahun terakhir. Kesepakatan itu, yang ditengahi oleh PBB dan Turki pada Juli lalu, bertujuan untuk meringankan krisis pangan global dengan membiarkan biji-bijian dari Ukraina yang diblokir oleh perang Rusia-Ukraina tetap diekspor dengan aman.
Penarikan jaminan keselamatan ekspor dari Ukraina ini berpotensi mempengaruhi pasokan gandum secara global. Pasalnya Ukraina merupakan salah satu negara terbesar pemasok komoditas gandum di dunia.
Tiga tahun lalu PBB berusaha meyakinkan pemerintah Rusia untuk menyetujui nota kesepahaman ini pada tiga tahun lalu. Dalam perjanjian tersebut, PBB berkomitmen membantu Rusia soal ekspor makanan dan pupuk dari Rusia. Namun, pemerintah Rusia kini mengeluh bahwa janji untuk membebaskan pengiriman makanan dan pupuknya sendiri tidak ditepati.
Kesepakatan Black Sead telah diperpanjang beberapa kali, tetapi akan berakhir pada hari Senin. Rusia telah mengatakan selama berbulan-bulan bahwa persyaratan perpanjangannya belum terpenuhi, dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov adalah orang pertama yang mengonfirmasi bahwa Rusia tidak memperbaruinya.
Tapi Peskov memberi isyarat bahwa Rusia belum tentu berhenti dari kesepakatan itu selamanya. "Segera setelah bagian Rusia dari perjanjian ini dipenuhi, pihak Rusia akan segera kembali mengimplementasikan kesepakatan ini," kata Peskov.
Dia menekankan keputusan untuk tidak memperbarui perjanjian Black Sead tidak berkaitan dengan serangan di jembatan antara Rusia dan Krimea pada Minggu malam, 16 Juli 2023 lalu. Ada dua orang tewas dalam kejadian itu.
"Bahkan sebelum serangan teroris, posisi tersebut telah diumumkan oleh Presiden Putin," kata Peskov.
Pilihan Editor: Rusia Gempur Pelabuhan Odesa, Ekspor Biji-bijian Terancam?