Pengawasan di Perbatasan Diperkeatat, hingga Penyemprotan Disinfektan di Kandang
"Kami mengintensifkan pengawasan, terutama daerah perbatasan, seperti Kecamatan Piyungan, Pleret, Dlingo dan Imogiri," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo saat dikonfirmasi terkait antisipasi antraks di Bantul, Rabu.
Tak hanya di wilayah perbatasan, pengawasan juga dilakukan di Pasar Hewan Imogiri, karena pasar hewan terbesar di Bantul tersebut banyak mendatangkan ternak dari wilayah Wonogiri, Pacitan, juga dari Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.
Pengawasan di rumah potong hewan dan jagal-jagal di wilayah Pleret pun digeber. "Karena di Pleret itu banyak 'blantik' dan jagal, kami khawatir kalau mendatangkan ternak dari daerah endemis," katanya.
Para petugas kesehatan yang ada di pusat kesehatan hewan (Puskeswan) Bantul juga melakukan desinfektan ke kandang kandang ternak milik kelompok, untuk mengantisipasi berbagai penyakit hewan. "Kebetulan di kami itu masih banyak stok desinfektan waktu penanggulangan PMK (penyakit mulut dan kuku) pada ternak dulu," tutur Joko.
Adapun Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Tri Widiyantara, meminta masyarakat terus mewaspadai penyakit yang ditularkan lewat hewan ternak. Masyarakat diminta menghindari ternak yang terlihat sakit atau tidak sehat. "Kalau ada ternak yang kelihatan sakit, harus berhati-hati," katanya, Rabu, 5 Juli 2023.
Sementara itu, pakar ilmu kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan antraks merupakan penyakit lama yang beberapa kali menyerang sejumlah daerah di Indonesia. "Antara lain pada 2010 di Maros dan pada 2011 di Boyolali," tuturnya.
Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Kemenkes ini menuturkan dari pengalaman di Maros dan juga Boyolali diketahui penularan antraks dari binatang yang sakit, lalu dipotong dan dikonsumsi manusia. "Sesuatu yang perlu terus diberi pemahaman ke masyarakat luas, agar jangan terus berulang," katanya.
Antraks merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya, serta dapat menular ke manusia.
Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Bakteri penyebab antraks, apabila terpapar udara, akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia, termasuk desinfektan tertentu. Tjandra mengatakan bakteri penyebab antraks dapat bertahan di dalam tanah, sehingga antraks juga disebut “penyakit tanah”.
Selanjutnya: Untuk mencegah penyebaran penyakit antraks...