- KPK Temukan Dugaan Ekspor Ilegal Nikel ke Cina, Pengamat: Sudah Terjadi sejak 2014 karena …
Ekonom dan Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono menanggapi soal dugaan ekspor ilegal bijih nikel sebesar 5,3 juta ton ke Cina. Adapun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut kegiatan ekspor bijih nikel telah berlangsung sejak Januari 2020 hingga Juni 2022.
"Ini sudah diperkirakan banyak pihak. Bahkan ini diduga tidak hanya terjadi sejak pelarangan ekspor bijih nikel pada 2020 saja, namun juga sudah terjadi sejak pelarangan ekspor bijih nikel pertama kali pada 2014," kata Yusuf saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 1 Juli 2023.
Dia menjelaskan ekspor bijih nikel ilegal sejak awal sudah diperkirakan karena kebijakan hilirisasi yang berbasis pada pelarangan ekspor bijih nikel. Pelarangan ekspor bijih nikel, menurutnya, membuat harga komoditas ini di pasar domestik menjadi jatuh, jauh dibawah harga internasional.
Harga Patokan Mineral atau HPM bijih nikel domestik merosot jauh di bawah harga internasional hingga 50 persen. Ketika harga internasional nikel melonjak pada 2021 dan mencapai puncaknya pada 2022, Yusuf mengatakan insentif untuk ekspor bijih nikel semakin kuat. Maka ketika kini KPK mengungkap indikasi ekspor illegal bijih nikel ke Cina, menurut Yusuf, hal itu tidak mengagetkan.
Dengan demikian, ia menilai pelarangan ekspor bijih nikel diberlakukan dan HPM bijih nikel di pasar domestik yang jatuh telah memicu ekspor bijih nikel illegal. Terutama ekspor ilegal oleh pemegang izin usaha pertambangan (IUP) yang tidak memiliki afiliasi dengan smelter.
Berita lengkap bisa dibaca di sini.
- Daftar Perusahaan Media Cetak di Indonesia yang Berhenti Terbit
Baru-baru ini, perusahaan media cetak dunia, National Geographic, melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 19 penulis terakhirnya pada Rabu, 28 Juni 2023. Majalah National Geographic atau NatGeo ini pertama kali terbit pada 1888 atau telah berusia seabad lebih.
Seperti diketahui, Majalah National Geographic memiliki sampul ikonik berwarna kuning. Selama beroperasi, NatGeo telah menghadirkan ilmu pengetahuan terbaik dan alam kepada pembacanya setiap bulan. Tentunya, kabar ini mengejutkan menambah panjang daftar perusahaan media cetak yang gulung tikar.
Masalah penutupan media cetak bukan hanya terjadi di luar negeri, tetapi juga di Indonesia. Selama kurun waktu 2000-an, ada sejumlah media cetak yang resmi menyatakan tutup.
Berdasarkan data Serikat Perusahaan Pers, masih ada 593 media cetak yang terdaftar pada 2021, tetapi tersisa 399 media pada 2022. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan media cetak di Indonesia yang akhirnya tutup ataupun beralih ke media digital.
Berita lengkap bisa dibaca di sini.
Selanjutnya: Pemesanan Angkutan Sewa Khusus di Bandara Soekarno - Hatta Gunakan Sistem Digital ...