Lokananta versi baru kini memiliki lima pilar utama, yaitu Museum/Galeri Studio Rekaman, Arena Pertunjukan, Area Kuliner, dan Galeri UMKM.
Lokananta didirikan R Maladi pada tahun 1956. Perusahaan rekaman ini mengalami masa kejayaannya pada 1970 hingga 1980-an dengan mengorbitkan sejumlah legenda musik Indonesia, seperti Gesang, Waldjinah, Bing Slamet, Titiek Puspa, dan Sam Saimun.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, Lokananta sempat tertinggal hingga akhirnya vakum dan terbengkalai pada tahun 1990-an.
Erick Thohir juga mengapresiasi langkah Danareksa melalui PPA yang telah menghidupkan dan mengembangkan kembali Lokananta.
Sebagai salah satu cagar budaya, Erick berharap Lokananta dapat menjadi penyambung antar generasi, dari para musisi senior, hingga para musisi muda yang potensial untuk dikembangkan bakatnya.
“Saya mengajak rekan-rekan musisi dan seniman, dengan dukungan dari BUMN, untuk dapat memanfaatkan sebaik-baiknya fasilitas yang tersedia di Lokananta. Gunakan untuk berkolaborasi dan berkarya, sehingga Lokananta dapat memberikan dampak sosial, ekonomi, dan pelestarian budaya Indonesia,” ujarnya.
Langkah revitalisasi dan optimalisasi Lokananta ini juga didukung penuh oleh Pemerintah Kota Surakarta dimana Lokananta menjadi salah satu dari 17 Prioritas Pembangunan Kota Surakarta.
Pilihan Editor: Resmikan Revitalisasi Lokananta, Erick Thohir: Untuk Komunitas Musik Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini