TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI berencana memperkuat transformasi digital dan culture, guna merealisasikan visi sebagai Top Ten Global Islamic Bank di 2025. Keputusan itu diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta, Senin 22 Mei 2023.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, dalam RUPST tersebut diputuskan BSI akan terus mengoptimalkan potensi pengembangan Islamic Ecosystem dalam negeri. Mulai dari peningkatan literasi keuangan syariah, menyasar ekosistem Ziswaf, masjid, pendidikan, kesehatan, dan industri manufaktur lainnya.
"Sejalan dengan dukungan pemegang saham dan momentum pertumbuhan ekonomi, kami meyakini kinerja BSI akan terus membaik. Ke depan, kami akan terus memacu pengembangan bisnis dan layanan agar dapat memenuhi ekspektasi nasabah dan seluruh stakeholder perseroan,” kata Hery melalui keterangan persnya, Senin 22 Mei 2023.
Hery mengatakan, perseroan juga sedang mempersiapkan proyek super aplikasi (super apps) generasi terbaru untuk BSI Mobile Banking.
“Super apps akan menawarkan fitur cukup menarik. Tidak hanya fitur transaksi, tapi lifestyle akan memudahkan nasabah melakukan transaksi, misal membeli tiket, top up,” ujar Hery.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta mengatakan, perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp 580 miliar untuk memperkuat teknologi informasi (IT) dan keamanan data pada tahun 2023.
“BSI menganggarkan capex untuk IT dan digital Rp 580 miliar, ini lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya. Realisasi anggaran ini khususnya IT dan digital, termasuk pengamanan prioritas kita,” katanya seperti dikutip Antara.
Bob menyebut perseroan berkomitmen untuk terus memperkuat IT dan keamanan data nasabah di tengah tantangan digital di tingkat global, sehingga alokasi capex tersebut diharapkan bisa meningkatkan kualitas layanan digital dan keamanan data perseroan ke depan.
“BSI berkomitmen untuk memperkuat sistem digitalisasi dan keamanan data, yang ditujukan dengan peningkatan alokasi belanja IT dan digital tahun ini,” ujar Bob.
Selain langkah strategis, RUPST BSI menghasilkan keputusan sejumlah agenda lainnya, yaitu persetujuan dan pengesahan laporan tahunan keuangan perseroan tahun buku akhir Desember 2022, persetujuan penggunaan laba bersih tahun 2022, penunjukkan kantor akuntan publik, remunerasi direksi, komisaris dan Dewan Pengawas Syariah, serta Laporan Penggunaan Dana Hasil Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I).
Dalam RUPST, BSI juga merubah susunan manajemen mulai dari komisaris hingga direksi. Mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2012-2017 Muliaman Hadad diangkat sebagai Komisaris Utama menggantikan Adiwarman Azwar Karim dan memberhentikan dengan hormat Nizar Ali sebagai Komisaris.
Sementara Adiwarman Azwar Karim sebagai Wakil Komisaris Utama/Independen dan Abu Rokhmad sebagai Komisaris.
Selain itu, Saladin D. Effendi ditunjuk sebagai Direktur Information Technology dan Grandhis Helmi H. sebagai Direktur Risk Management menggantikan Achmad Syafii sebagai Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | ANTARA
Baca juga: Korupsi BTS Kominfo Johnny Plate, Masyarakat di Daerah Terpencil Semakin Merana
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.