TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Microsales Management Division PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI (Persero) Asep Nugraha Sukma mengatakan, dampak pandemi COVID-19 lebih besar dibandingkan dengan krisis keuangan yang terjadi pada 1998.
“
Pengusaha di tahun 1998 mungkin krisis tidak signifikan karena lebih butuhkan transaksi keluar, tapi kalo pandemi berikan tantangan bagi kami perbankan,” ujar Asep dalam Bincang Bahari edisi 3 yang digelar di Jakarta, Jumat 3 Maret 2023.
Ia pun menuturkan, sebagai upaya mengantisipasi dampak yang lebih dalam terhadap
UMKM, pemerintah sempat mengeluarkan berbagai langkah termasuk bantuan sosial hingga beragam subsidi.
Presiden Jokowi, lanjutnya, bahkan meminta perbankan melakukan peningkatan penyaluran kredit bagi UMKM sebesar 30 persen, sehingga sebagai salah satu lembaga perbankan pelat merah, tak ada alasan untuk tidak membantu UMKM yang merupakan tulang punggung penggerak ekonomi nasional.
Menjawab tantangan tersebut, diungkapkannya, BRI telah menyalurkan porsi kredit UMKM sepanjang 2022 sebesar 42 persen atau di atas target yang ditetapkan Presiden Jokowi.
Selanjutnya: BRI menyediakan pinjaman mulai dari unfeasible dan unbankable,