Berdasarkan komponen, inflasi pada Februari 2023 didorong oleh komponen inti yang mengalami inflasi bulanan sebesar 0,13 persen atau lebih rendah dari Januari 2023 yang sebesar 0,33 persen.
Komponen inti memberi andil terhadap inflasi Februari 2023 sebesar 0,08 persen.
“Tekanan inflasi komponen inti lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan dengan komoditas yang dominan memberi andi inflasi komponen inti adalah sewa rumah dan upah asisten rumah tangga,” katanya.
Selanjutnya komponen harga diatur pemerintah juga mengalami inflasi bulanan 0,14 persen atau lebih tinggi dari Januari 2023 yang mengalami deflasi 0,55 persen.
Komponen harga diatur pemerintah memberi andil 0,03 persen terhadap inflasi Februari 023.
“Tekanan inflasi komponen harga diatur pemerintah lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Komoditas rokok kretek filter dan rokok putih menjadi dominan memberi andil inflasi komponen ini sebagai dampak lanjutan kenaikan cukai rokok,” terangnya.
Sementara itu, komponen harga bergejolak mengalami inflasi 0,28 persen atau lebih rendah dibandingkan Januari 2023 yang 1,40 persen. Komponen ini memberi andil 0,05 persen terhadap inflasi Februari 2023.
“Komponen harga bergejolak mengalami inflasi tapi lebih rendah dari bulan sebelumnya. Komoditas yang memberi andil adalah beras, bawang merah, cabai merah, bawang putih, dan kentang,” ucapnya.
Pilihan Editor: Mengenal Badan Pusat Statistik, Apa Fungsi BPS dan di Bawah Kendali Siapa?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini