Akibat realisasi investasi asing yang bertambah tersebut berupa pembangunan pabrik, misalnya, maka Indonesia akan mendapat manfaat seperti terciptanya lapangan kerja. Oleh sebab itu pula, Jokowi menekankan pentingnya hilirisasi sumber daya alam Indonesia.
Bahkan, kata presiden, hilirisasi nikel untuk memproduksi baterai kendaraan listrik kini telah menghasilkan produk dengan nilai tambah 67 kali lipat dari bahan mentahnya. Sedangkan hilirisasi bauksit menjadi panel surya telah menghasilkan 194 kali nilai tambah dibanding bahan mentahnya saja.
“Tembaga jadi elektro motor bisa 77 kali nilai tambah. Gas alam jadikan pupuk, jangan hanya diekspor bisa 4 kali. Belum yang kelautan, perkebunan. Mau kita terus-terusan ekspor bahan mentah? Tidak, setop,” kata Jokowi.
Adapun kebijakan larangan ekspor bahan mentah nikel diberlakukan pada Januari 2020. Kebijakan larangan ekspor bahan mentah akan terus dilanjutkan untuk mendorong hilirisasi di dalam negeri. Dalam waktu dekat, atau per Juni 2023, pemerintah Indonesia akan menyetop ekspor bahan mentah bauksit.
ANTARA
Pilihan Editor: Bahlil Tegaskan Pelarangan Ekspor Bauksit Berlaku Juni Mendatang: Enggak Ada Relaksasi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.