TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai target pemerintah soal kemiskinan ekstrem 0 persen pada tahun 2024 overshoot atau terlalu tinggi. “Setidaknya mundur 3-5 tahun lagi (kemiskinan ekstrem 0 persen tercapai),” ujar dia saat dihubungi pada Selasa, 21 Februari 2023.
Menurut Bhima, kemiskinan ekstrem sulit ditekan karena masalah kemiskinan bersifat struktural seperti akses pendidikan dan kesehatan. Sementara siklus ekonomi baru melalui proses pemulihan dari pandemi di mana lapangan kerja belum dalam kondisi optimal.
Jadi, kata Bhima, pekerjaan rumah pemerintah cukup banyak, belum lagi dengan jumlah anggaran yang terbatas. Pendataan untuk lakukan intervensi ke kantong kemiskinan pun perlu diperbaiki.
“Sehingga masyarakat yang ada di kerak kemiskinan bisa terbantu program pemerintah,” tutur Bhima.
Senada dengan Bhima, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad juga menilai target kemiskinan ekstrem 0 persen pada 2024 cukup berat. “Kayaknya berat ya,” kata dia.
Tauhid juga mengungkap perkembangannya, kemiskinan ekstrem 2022 itu angkanya 2,04 persen, angka tersebut turun dari tahun sebelumnya 2,14 persen. Artinya dalam dua tahun 2021-2022 turunnya hanya 0,1 persen.
“Artinya kalau sampai 2023 ya itu asumsinya berartikan di 2023 sekitar 1,94 berarti di 2024 itu ya masih ada sekitar 1,7-1,8 persen kemiskinan ekstrem. Ini saya melihat pola data. Memang turun tapi kayaknya berat untuk sampai 0 persen,” kata Tauhid.
Pada Senin, 20 Februari 2023, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa penurunan kemiskinan ekstrem mencapai 0 persen akan diupayakan pada 2024. Hal itu menjadi pembahasan dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Penurunan kemiskinan ekstrem mencapai 0 persen 2024, kata Sri Mulyani, menjadi fokus jangka pendek pemerintah. Artinya, bendahara negara menuturkan keseluruhan total angka kemiskinan akan menurun.
Untuk mencapai target tersebut, kebutuhan pendanaanya juga akan dilakukan prioritas untuk tahun ini dan tahun depan. “Jadi kemiskinan ekstrem di tahun 2024 yang harus 0 persen, kemudian kemiskinan headline adalah di 6,5-7,5 persen,” kata dia.
Pilihan Editor: Jokowi Ingin Kemiskinan Ekstrem Nol Persen pada 2024, Ekonom: Bansos Rp 600 Ribu Enggak Cukup
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.