TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyatakan harga beras saat ini masih tinggi. Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengungkapkan masalah ini karena kesalahan Perum Bulog.
"Masih tinggi karena memang ini bermula dari kesalahan Bulog yang tidak melakukan penyerapan di awal tahun lalu," kata Reynaldi, Sabtu, 3 Februari 2023.
Baca: Ada Pedagang Diduga Oplos Beras Bulog dengan Beras Lain, Harga Rp 8.300 Jadi Rp 12 Ribu
Menurut dia, kesalahan itu yang mempengaruhi harga beras di pasaran saat ini. Sehingga, kata dia, harga beras masih melonjak walaupun sudah Bulog sudah melakukan impor beras sejak akhir tahun lalu.
Adapun, Reynaldi mengatakan komoditas ini sudah mengalami kenaikan lebih dari dua bulan yang lalu. Namun, kenaikan harga beras di atas harga eceran tertinggi (HET) melonjak tajamnya pada di dua bulan terakhir.
"Dan memang tidak bisa dipungkiri tidak bisa dihindari bahwa harga beras tetap di atas HET sampai panen raya akan terjadi," kata dia.
Karena itu, ia meminta Bulog sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pangan untuk menyelesaikan persoalan beras dengan sungguh-sungguh. Artinya, melakukan penyerapan yang maksimal ketika sedang terjadi panen dan memastikan penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) tepat sasaran ketika harga sedang melonjak. Sehingga, stok dan harga beras bisa stabil di pasaran.
Dia berharap Bulog dapat melaksanakan tugasnya untuk melakukan penyerapan terhadap beras petani pada panen raya bulan depan. "Fokus saja soal beras tidak usah ngurus yang lain. Walaupun begitu kami tetap mengapresiasi langkah Bulog untuk melakukan operasi harga sehingga harga tidak melambung tinggi dan stok tetap ada di pasar," ucapnya.
Selanjutnya: Perum Bulog sebelumnya melaporkan...