Perum Bulog sebelumnya melaporkan mendapatkan pinjaman dari himpunan bank negara (Himbara) sebanyak Rp 7 triliun untuk pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) tahun ini. Dana tersebut juga dialokasikan untuk impor beras yang kini masih berlangsung hingga pertengahan Februari mendatang.
Adapun Bulog mendapatkan tugas dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menyerap hasil panen petani sebanyak 2,4 juta ton.Sedangkan target penyaluran CBP untuk program Stabilisasi harga tahun ini sebesar 1,2 juta ton.
Sehingga diharapkan Bulog memiliki cadangan sebanyak 1 juta ton di gudangnya pada akhir tahun. Bulog pun berencana menyerap beras dari sentra produksi di Makassar, Sulawesi Selatan, NTB, Lampung, dan beberapa wilayah produksi di Pulau Jawa.
“Saya komitmen 2,4 juta ton ini kita serap dari produksi dalam negeri. Jadi produksi petani akan diambil Bulog,” ujar Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan target penyerapan beras Bulog naik dua kali lipat menjadi 2,4 juta ton untuk menghindari potensi impor beras di akhir tahun. Pasalnya, berdasarkan data BPS, panen dalam negeri akan mencapai 1,9 juta ton.
Kemudian, pada Desember 2022 diperkirakan bakal ada hasil panen sebanyak 1,4 juta ton, Januari diperkirakan panen 1,3 juta ton, dan panen di Februari meningkat sebanyak 4,3 juta ton. Sementara kebutuhan beras nasional adalah 2,5 juta ton per bulan, sehingga ada potensi Indonesia kekurangan stok pada akhir tahun.
Baca juga: Buwas Usul Tunjangan PNS Kembali dalam Bentuk Beras: Kualitasnya Bagus, Saya Berani Jamin
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.