“Baru setelah kontrak pengiriman hasil produksi olahan habis di bulan Januari nanti, seluruh karyawan dipastikan sudah diberhentikan semua," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Haryadi Sukamdani menyebutkan pengaruh resesi global sangat nyata pada penurunan agregat permintaan ekspor produk hasil industri padat karya. Tren tersebut diikuti dengan PHK besar-besaran di penghujung tahun 2022 yang diproyeksikan akan terus berlanjut di 2023.
Sedangkan di sisi lain, penciptaan lapangan kerja terus berkurang akibat investasi padat modal dan pemanfaatan teknologi. Ia menuturkan bahwa pencari kerja dengan keahlian atau keterampilan rendah lulusan SD dan SMP semakin tersisih dalam memperebutkan pekerjaan dari sektor usaha formal yang memiliki kepastian pendapatan.
Akibatnya, bantuan sosial untuk masyarakat marjinal semakin membebani anggaran pemerintah yang menghambat pembangunan.
"Semakin merosotnya daya serap tenaga kerja di sektor formal dibandingkan meningkatnya jumlah penduduk berdampak pada menurunnya pendapatan masyarakat sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan gizinya," kata Haryadi ketika menjelaskan lebih jauh soal kemungkinan berlanjutnya fenomena PHK besar-besaran pada tahun depan.
ANTARA
Baca juga: Manajemen Buka-bukaan soal PHK Jiwasraya: Keputusan Ini Tidak Mudah
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.