Lalu saham ANTM dengan target di level 2.580-2.775, MEDC target 1.290-1.530, AKRA target 2.000, PGAS target 2.190-2.350, ENRG 405, ITMG target sekitar 54.250. Selanjutnya adalah BBCA dengan target 10.200, BMRI dengan resistance 11.700, BBRI 5.000-5.500.
“Jadi logikanya adalah saham-saham yang out perform ada tren dan momentum itu tentu didorong dengan dana yang masuk. Jadi yang perform tentu itu dipilih oleh big fund sedangkan yang underperform cenderung ditinggalkan oleh big fund,” tutur Alfatih.
Financial planner dari Finansialku, Gembong Suwito menuturkan dengan tantangan ekonomi yang ada, isu resesi itu menjadi yang menonjol. Namun, kata dia, berbicara data pertumbuhan ekonomi Indonesia masih robust di kisaran 5 persen, sehingga secara fundamental ekonomi Indonesia tidak akan mengalami resesi.
Saat ini, menurut Gembong, sektor yang sangat popular karena memiliki tren positif adalah komoditas, energi, logistik, transportasi juga industri. Hal itu menjadi daya tarik bagi investor asing di pasar modal. Dia menilai ini menjadi kabar baik, di saat investor global sedang mencari mana yang baik, aman, dan nyaman di tempat investasinya, Indonesia salah satunya.
"Saat 2021 inflow-nya luar biasa dan tahun ini color full, year to date sampai mencapai Rp 80,52 triliun dana dari investor asing masuk. Makanya strong banget, terutama banking,” kata Gembong.
Adapun untuk berinvestasi, pihaknya menggunakan konsep 4 pilar. Pertama adalah likuiditas. Investasi tersebut menurutnya untuk dana darurat, penempatan di deposito dan pasar uang dengan rerata return 3-5 persen. Kedua adalah stabilitas di mana instrumen investasi bisa memberikan cash flow.
Seperti obligasi negara, ORI, SBR, SR, RD Proteksi, dan P2P. Ketiga adalah hedging atau lindung nilai seperti US Dolar dan emas. Keempat, pertumbuhan melalui saham, RD Saham, ETF, RD Indeks, ECF, dan Derivatif.
“Konsep ini yang kami bangun dan kami aplikasikan secara investasinya bertahap kepada client. Jadi masuk dulu di Likuiditas, berjenjang setelah itu Stabilitas, sudah ngerti, Hedging dan Growth,” ucap Gembong.
Baca juga: Khawatir Resesi Jadi Dalih PHK Massal, Buruh: Menteri Jangan Menakut-nakuti Ekonomi Gelap
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.