TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi meyakini bahwa Indonesia mampu bertahan dari gejolak ekonomi, termasuk dari ancaman resesi dan risiko stagflasi global, melalui sinergi, kolaborasi, dan kerja sama yang erat.
"Optimisme saya didasarkan pada kenyataan bahwa kita telah berhasil mengatasi tantangan besar dari pandemi COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Inarno dalam Capital Market Summit an Expo (CMSE) 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat 14 Oktober 2022.
Ia menyadari bahwa keadaan ekonomi global saat ini dipenuhi dengan ketidakpastian, yang dialami banyak negara. Dia menuturkan belum tentu negara lain bisa sekuat Indonesia saat mengatasi tantangan pandemi tahun lalu.
Baca: Sebut Perbankan hingga Pasar Modal Siap Kawal Ekonomi 2023, OJK: Kondisinya Lebih Sehat
Ketidakpastian global terjadi karena di tengah tantangan perjuangan untuk keluar dari pandemi COVID-19, negara-negara di seluruh dunia juga dihadapkan pada munculnya risiko baru yang jauh lebih kompleks dari sebelumnya.
Risiko tersebut muncul dari ketegangan geopolitik yang telah menyebabkan perang dan gangguan rantai pasokan, sehingga mengakibatkan lonjakan harga berbagai komoditas.
Namun, di tengah meningkatnya volatilitas pasar keuangan global dengan potensi spillover atau limpahan ke pasar keuangan domestik, kata Inarno, pemerintah tetap optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Hingga saat ini ekonomi domestik tetap terjaga dan bahkan masih tumbuh sebesar lima persen selama tiga kuartal terakhir berturut-turut," ucap dia.
Oleh karena itu, dalam rangka menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional, ia menegaskan OJK selalu proaktif dan kolaboratif mengeluarkan berbagai kebijakan yang mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam menjaga dan mendorong stabilitas ekonomi domestik.
Baca: Bos OJK Sebut Ekonomi Dunia Sedang Menghadapi Badai yang Sempurna
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini