TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menemui para diaspora Indonesia di Amerika Serikat di Kantor Konsulat Jenderal RI di New York, Amerika Serikat pada Kamis, 6 Oktober 2022 lalu.
Di hadapan 50 diaspora yang juga pelaku usaha serta perwakilan dunia perbankan dari Amerika Serikat, ia menyampaikan pentingnya memperkuat pasar ekspor tradisional. Terlebih, Amerika Serikat adalah mitra dagang tradisional terbesar kedua bagi Indonesia.
Namun menurutnya, Indonesia tak boleh hanya meningkatkan ekspor dengan mitra dagang tradisional, melainkan harus memperluas pasar baru melalui berbagai perjanjian perdagangan internasional.
"Saat ini momentum tepat dalam memperkuat perdagangan Indonesia dengan pasar tradisional sekaligus memperluas pasar nontradisional," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 8 Agustus 2022.
Ia berujar saat ini Indonesia sedang gencar membuka pasar baru yang potensial melalui berbagai perjanjian dagang dengan negara pasar nontradional. Salah satunya melalui perjanjian dagang dengan Uni Emirat Arab untuk membuka pasar Timur Tengah, Asia Tengah, Afrika, dan Eropa Timur.
Zulkifli Hasan pun menemui para pebisnis untuk membahas berbagai peluang dan hambatan perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat. Ia juga menyampaikan komitmennya dalam mengatasi berbagai hambatan perdagangan yang terjadi.
Ia berharap diaspora Indonesia di luar negeri dapat turut berkontribusi dalam memajukan perekonomian Indonesia untuk mencapai Indonesia sebagai negara maju di tahun 2045.
Sementara itu, Duta besar RI untuk Amerika Serikat, Rosan mengaku optimistis atas kinerja perdagangan
Indonesia di Amerika Serikat. Pada Januari hingga Agustus 2022, neraca perdagangan Indonesia ke AS mencatatkan surplus senilai US$ 13,4 miliar. Produk utama ekspor Indonesia ke AS antara lain pakaian, mesin listrik, alas kaki, lemak dan minyak hewan maupun nabati, serta produk karet. Rosan berharap surplus perdagangan Indonesia dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Baca Juga: Temui Diaspora Indonesia di AS, Bappenas Bahas Talenta Riset Nasional
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.