Adapun saat ini ada 45 produsen perangkat set top box dalam negeri dan produksi 70 tipe STB untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hingga kini ASO sudah dilakukan di 18 wilayah layanan yang mencakup 40 kabupaten kota. Sehingga masih akan dilakukan ASO di 94 wilayah layanan lainnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Gilang Iskandar mengakui sempat mengirim surat pada Menteri Kominfo Johnny G. Plate agar rencana penyetopan TV analog Jabodetabek ditunda atau bahkan dibatalkan.
ATVSI menuntut hal tersebut karena menilai masyarakat Indonesia belum siap bermigrasi ke TV digital. Data dari lembaga riset Nielsen per 27 September 2022, kata Gilang, menunjukkan populasi pemirsa TV di Jabodetabek yang menggunakan penyiaran free to air (FTA) masih sebanyak 26 persen atau baru berkisar 7,2 juta orang.
Tetapi, bila ditambah pemirsa yang menggunakan layanan Pay TV, masyarakat yang siap menggunakan TV digital ada sekitar 40 persen. "Apapun kondisi ini, artinya kita memerlukan waktu lah paling tidak satu bulan ini untuk menggencarkan bersama Kominfo secara masif," kata Gilang.
Oleh karena itu, menurut Gilang, sosialisasi masih diperlukan terhadap masyarakat terutama terkait cara memiliki set top box (STB) atau pesawat TV dengan siaran digital. Berbagai kondisi itu yang mendorong ATVSI mengusulkan pengunduran ASO. "Toh waktunya dari Oktober ke November tidak sampai satu bulan. Lebih baik waktunya kita manfaatkam untuk menggencarkan sosialisasi," kata dia.
Baca: Kemenkeu Sebut Dampak Kenaikan Harga BBM ke Inflasi Lebih Rendah dari Perkiraan, Kenapa?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.