Sedangkan, menurut dia, kalau maskapai memberlakukan diskon, tidak jelas siapa yang menanggung beban loss of revenue dari diskon tersebut. "Lagi pula, kalau harga masih di atas TBB (tarif batas bawah) kan namanya bukan diskon," katanya..
Menurutnya memang harapan satu-satunya agar biaya maskapai bisa turun adalah berhentinya perang Ukraina dan Rusia. Selain tentunya memberikan subsidi harga avtur.
Sementara itu, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) dan PT Pelita Air Service (PAS) mengklaim telah melakukan sejumlah upaya untuk menstabilkan harga tiket pesawat. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan upaya promosi dan diskon tiket pesawat sudah sering diterapkan oleh perseroan.
Bahkan sebelum adanya arahan dari Kemenhub untuk meningkatkan upaya promosi dan diskon untuk menurunkan tarif tiket. "Kalau upaya promosi dan diskon kami sudah sering. Ini juga kami lagi ada promo," ujarnya.
Budi Karya Sumadi sebelnya meminta kepada maskapai penerbangan untuk mengambil sejumlah upaya efisiensi dan inovasi untuk mengelola harga tiket pesawat lebih terjangkau. Ia juga menyarankan maskapai penerbangan, memberikan diskon dan tarif yang lebih murah pada waktu tertentu, dan sejumlah inovasi lainnya.
Baca: Bunga Acuan Naik jadi 3,75 Persen, Gubernur BI: Ada Risiko Stagflasi dan Resesi di Sejumlah Negara
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.