Dari total penerimaan perpajakan yang bakal tumbuh 4,8 persen dari outlook tahun itu, Sri Mulyani merincikan penerimaan pajak akan tumbuh menjadi sebesar Rp 1.715,1 triliun. Adapun penerimaan pajak tahun ini diperkirakan mencapai Rp 1.608,1 triliun.
Sementara itu, untuk penerimaan kepabenan dan cukai kata dia diperkirakan malah akan turun sekitar 4,7 persen dari outlook tahun ini sebesar Rp 316,8 triliun menjadi Rp 301,8 triliun. Hal tersebut lebih disebabkan oleh anjloknya harga-harga komoditas.
"Lagi-lagi karena aspek komoditas, tahun ini komoditas memberikan sumbangan, Rp 48,9 triliun nah tahun depan komoditas diperkirakan hanya memberikan sumbangan ke bea cukai hanya Rp 9 triliun," ucap Sri Mulyani.
Selain penerimaan bea dan cukai yang akan turun, Sri Mulyani mengatakan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga akan turun, dari outlook 2022 sebesar Rp 510,9 triliun menjadi hanya sebesar Rp 426,3 triliun pada 2023. Ia mengatakan hal tersebut akibat dampak harga-harga komoditas yang melandai.
Baca: Alokasi Subsidi Energi pada 2023 Turun jadi Rp 210,7 Triliun, Harga BBM Akan Naik?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini