Thomas selanjutnya menyebut Seaworld yang terbangun dari hasil kongsi dengan Lippo Group. Aset ini wisata sebetulnya sempat berjalan baik. Namun lagi-lagi akibat sengketa sampai ke Mahkamah Agung, akuarium raksasa itu tak terurus alias tidak ada perbaikan maupun peningkatan fasilitas.
Karena itu, kata Thomas, Pemerintah DKI Jakarta dan pemegang saham minoritas kini tak ingin lagi perusahaan mengikuti sistem manajemen lama. Ke depan, dia mengatakan para pemegang saham ingin Ancol terlibat aktif dalam segala proyek yang dibangun.
"Harapan terbaik untuk profesionalisasi ya merombak manajemen dan kedua gaya manajemen yang baru yang lebih transparan, terbuka, dan mencari mitra usaha yang kredibel, internasional atau punya rekam jejak yang baik," kata Thomas.
Thomas mengimbuhkan, buruknya sistem yang dijalankan pihak Ancol selama ini terjadi lantaran manajemen mudah dirayu oleh iming-imingan pengusaha. Misalnya, pengusaha mengumbar janji Ancol tak perlu ikut mengucurkan modal dalam proyek-proyek tertentu, namun tetap akan menerima imbal hasil.
"Dengan konsep Ancol enggak usah keluar duit itu kita kayak lepas aja, tidak ikut turun tangan, tidak ikut mengelola masalah. Akhirnya serba berantakan," ucap Thomas Lembong.
Baca: Thomas Lembong Blak-blakan Cerita Ancol Tidak Berkembang: Banyak Proyek Mangkrak
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.