Terlebih, menurut dia, pangan dan energi merupakan kebutuhan yang mendesak. "Apalagi kondisi pandemi dan konflik antara Rusia dan Ukraina yang berdampak besar pada kondisi pangan dan energi tidak hanya bagi Indonesia, namun pada banyak negara di dunia," ujarnya.
Adapun salah satu lokasi yang cocok untuk pertanian sorgum adalah Kabupaten Sumba Timur dengan total luas 60 hektare. Hasil panen sorgum di Sumba Timur mencapai lima ton per hektare. Petani di sana bisa menghasilkan pendapatan sekitar Rp 50 juta per hektare dalam satu tahun atau Rp 4 juta lebih per bulan.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya memerintahkan anak buahnya untuk mencetak lahan sorgum hingga 154 hektare sampai 2024 nanti. Sorgum akan dikembangkan, termasuk sampai ke produk turunannya untuk konsumsi tepung sorgum, sekalipun harganya lebih mahal ketimbang tepung terigu yang biasa digunakan masyarakat.
"Tepung sorgum ini menjadi miss product, karena dia gluten free," kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto seusai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 4 Agustus 2022.
Airlangga menjelaskan ketika dipanen, harga sorgum mencapai Rp 13 ribu per kilogram dan butuh rasio empat kali untuk menghasilkan tepung. Sehingga, harga produksinya sekitar Rp 52 ribu dan harga jual mencapai Rp 60 sampai 70 ribu per kilogram.
Harga ini terpaut jauh dengan harga tepung singkong yang hanya Rp 9.000 per kilogram, sagu Rp 9.000 per kilogram, maupun tepung terigu yang sekitar Rp 12 ribu. Sehingga, Airlangga menyebut produk tepung sorgum ini bersifat premium di pasar.
ANTARA | FAJAR PEBRIANTO
Baca: Bantah Harga Mi Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat, Bos Indofood: Harga Gandum Tertinggi Sudah Lewat
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.