Di pasar global, harga emas kembali menguat pada akhir perdagangan Sabtu pagi WIB karena indeks dolar AS melemah di tengah serangkaian data ekonomi yang suram. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, naik US$ 14 atau 0,82 persen menjadi ditutup pada US$ 1.727,40 per ounce, setelah mendekati level terendah 16-bulan di US$ 1.680,96 pada Kamis lalu, 21 Juli 2022.
Adapun sebelumnya harga emas terus turun dalam lima minggu terakhir dan naik 1,4 persen minggu ini. Emas berjangka naik US$ 13,2 atau 0,78 persen menjadi US$ 1,713,40 pada Kamis lalu setelah tergelincir US$ 10,5 atau 0,61 persen menjadi US$ 1.700,20 pada Rabu, 20 Juli 2022 dan menguat US$ 0,5 atau 0,03 persen menjadi US$ 1.710,70 pada Selasa, 19 Juli 2022.
Kenaikan harga komoditas ini pada seminggu terakhir karena indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, mencapai level terendah lebih dari dua minggu di 105,98 pada Jumat kemarin, 22 Juli 2022.
Dolar, yang diperdagangkan berlawanan dengan emas, melonjak ke 109,14 minggu lalu ke level tertinggi sejak Desember 2002. Greenback telah turun sejak awal minggu ini dan penurunannya dipercepat setelah Bank Sentral Eropa pada Kamis lalu bergabung dengan banyak bank sentral lainnya dalam menaikkan suku bunga, dalam fokus memerangi inflasi yang tidak terkendali daripada mencegah penurunan ekonomi.
"Emas mulai bertindak seperti tempat berlindung yang aman karena melemahnya pertumbuhan ekonomi akan memaksa banyak bank sentral untuk meninggalkan rencana pengetatan agresif mereka," kata kepala penelitian AS di platform perdagangan daring OANDA, Ed Moya, ketika menjelaskan lebih jauh tentang pergerakan harga emas belakangan ini.
HENDARTYO HANGGI | ANTARA
Baca: Alasan BEI Suspensi Perdagangan Saham RAJA Milik Suami Puan Maharani
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.