TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengungkapkan pariwisata halal di Indonesia berhasil naik peringkat pada posisi kedua setelah Malaysia dalam The Global Muslim Travel (GMTI) 2022. Guna meningkatkan potensi wisata halal di Indonesia, Kemenparekraf berupaya melakukan kerja sama dengan Arab Saudi.
"Kemenparekraf berupaya untuk melakukan kerja sama dengan Arab Saudi agar bisa membuka pasar wisata halal di sana, mengingat masyarakat Indonesia banyak sekali yang melakukan perjalanan Ibadah Haji atau Umrah," kata Sandi saat Weekly Press Briefing via zoom pada Senin 20 Juni 2022.
Selain itu, kata Sandi, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Masjid Istiqlal untuk mengembangkannya sebagai destinasi religi di Indonesia. Pemilihan Jakarta tak bisa dilepaskan dari lengkapnya fasilitas ramah muslim.
"Setidaknya ada 510 hotel dengan sertifikat halal dan 5 hotel tipe syariah di Jakarta. Ada pula pengembangan desa wisata yang memiliki concern dengan wisata religi. Salah satunya Desa Wisata Kubah Basirih yang berlokasi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Di sini ada potensi wisata ziarah yang sangat besar, tapi masih ada beberapa hal perlu diperbaiki dan ditingkatkan untuk lebih berkualitas," kata dia.
Ia menambahkan strategi yang dilakukan bukan lagi mengedepankan kuantitas namun juga kualitas pariwisata yang tak hanya berpaku pada jumlah wisatawan, melainkan lama tinggal dan biaya yang dihabiskan turis saat berlibur.
Sandi menjelaskan wisata halal ini berfokus pada layanan tambahan yang disediakan oleh pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif agar bisa sesuai dengan kategori halal. Meliputi:
- Need to Have, seperti halal food services
- Good to Have seperti toilet yang user friendly bagi muslim dan Muslimah
- Nice to Have seperti fasilitas rekreasi yang muslim dan family friendly
"Kami mempersiapkan dan mempromosikan informasi layanan tambahan pariwisata halal di 5 DSP salah satunya melalui peluncuran e-book pariwisata ramah muslim," kata Sandiaga Uno.
Wisata halal ini, disampaikan Sandi bukan berarti islamisasi wisata atraksi, melainkan memberikan layanan tambahan yang terkait dengan fasilitas, turis, atraksi, dan aksesibilitas untuk memenuhi pengalaman dan kebutuhan para wisatawan muslim.
"Selain itu, kita harus menciptakan peluang-peluang usaha berbasis halal tourism. Ada beberapa destinasi (wisata) yang kita unggulkan seperti Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Lombok Kalimantan Selatan, dan Madura yang ingin mengembangkan destinasi pariwisata halalnya untuk menciptakan banyak lapangan kerja dengan beberapa kegiatan yang mampu membangkitkan ekonomi dari segmen wisata halal ini," ungkapnya.
Baca Juga: Indonesia Rangking 2 Destinasi Wisata Halal Dunia, Begini Indeks Penilaiannya