Sejak 30 Maret 2022 sampai saat ini, ucap Sugeng, belum ada Surat Edaran baru sehingga ini menjadi landasan kelebihan pasok secara nasional. Ia mengatakan potensi surplus tetasan telur itu berkisar kurang lebih 80 juta ekor.
“Kemampuan kita kan antara 50-60 juta. Jadi ada kelebihan dan memang kelebihan ini fluktuaktif,” ujarnya.
Dengan kondisi ini, Ia berharap pemerintah bisa membuka keran ekspor dan mempermudah peternak ayam mengekspor ternaknya. Selain itu, peternak ayam mandiri di bawah naungan GOPAN bisa memanfaatkan pasar dalam negeri ketika ekspor perusahaan besar terbuka. Ia mengatakan saat ini GOPAN hanya memasok 15 persen dari total produksi nasional.
Sebelumnya, Pemerintah Malaysia menghentikan ekspor ayam mulai 1 Juni 2022 karena produksi unggas ini tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Akibatnya, Singapura yang selama ini mengandalkan pasokan negara tetangganya itu, terancam krisis daging ayam.
Badan Pangan Singapura (SFA) mengatakan bahwa sekitar 34 persen impor ayam Singapura pada 2021 berasal dari Malaysia. Hampir semuanya diimpor sebagai ayam hidup yang dipotong dan didinginkan di Singapura. Sumber utama ayam lainnya termasuk Brasil (49 persen) dan Amerika Serikat (12 persen).
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan pemerintahannya membatasi ekspor ayam mulai 1 Juni untuk mengatasi kekurangan pasokan domestik.
EKA YUDHA SAPUTRA | YUDONO YANUAR | CHANNEL NEWS ASIA
Baca: Singapura Terancam 'Krisis' Nasi Ayam Gara-Gara Malaysia Setop Ekspor
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini