Ia pun yakin pemerintah akan mampu mengatasi gejolak global. Pasalnya, sejumlah upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam menghadapi krisis seperti krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 mulai membuahkan hasil positif yaitu membangkitkan aktivitas ekonomi domestik.
Sri Mulyani mengklaim implementasi kebijakan makro fiskal melalui APBN yang responsif telah membuat pemerintah merespons secara fleksibel dan sinergis dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi yang tidak mudah.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia misalnya, kata dia, telah tumbuh di kisaran 5,01 persen pada kuartal pertama tahun ini (year on year). Angka itu melampaui pertumbuhan ekonomi Cina sebesar 4,8 persen, Jerman 3,7 persen, Korea Selatan 3,1 persen dan Singapura 3,4 persen.
Pertumbuhan yang kuat ini, menurut Sri Mulyani, pun didukung oleh stabilisasi tingkat harga atau inflasi yang tercatat 0,95 persen (mtm) atau 3,47 persen (yoy) pada April 2022. “Angka inflasi Indonesia masih dalam rentang target 3 plus minus 1 persen dan jauh di bawah inflasi di dunia yang bahkan ada yang mencapai double digit,” kata Sri Mulyani.
ANTARA
Baca: Hutama Karya Garap Pembangunan Jalur Kereta Medan-Binjai Rp 172 Miliar
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.