Meski begitu, menurut Jokowi, pemerintah sudah melakukan banyak hal lewat kebijakan-kebijakan untuk mendorong penurunan harga minyak goreng. Walau pada akhirnya, harga minyak goreng tetap naik mengikuti harga internasional.
Presiden kemudian memutuskan menghentikan ekspor minyak goreng dan minyak sawit mentah (CPO) yang ternyata tak langsung menyelesaikan masalah.
"Tapi itu juga kebijakan yang tidak mudah. Begitu disetop, harga TBS (Tandan Buah Segar) sawitnya jatuh, turun. Petani sawit, pekerja sawit, 17 juta orang. Negara ini dipikir gampang, tidak mudah," kata Presiden Jokowi.
Pemerintah dalam hal ini, kata kepala negara, juga tak berhenti memperhatikan masalah petani dan pekerja sawit. Sebab, ada urusan penerimaan negara dari pajak sawit, bea ekspor sawit, bea keluar sawit, serta PNBP dari sawit, yang nilainya sangat besar, mencapai kurang lebih Rp 60-70 triliun dan berpotensi hilang jika ekspor disetop.
"Besar sekali, padahal APBN sangat membutuhkan penerimaan negara," ucapnya. "Jadi kenapa sampai 4 bulan kita tidak berani setop ekspor itu, juga karena itu."
Namun kali ini pemerintah, kata Jokowi, sudah yakin bisa menyelesaikan masalah lonjakan harga minyak goreng di dalam negeri. "Tapi ini kuncinya sudah ketemu. Ini dalam 1-2 minggu InsyaAllah yang namanya minyak goreng curah akan berada di harga Rp 14 ribu," ucapnya.
ANTARA
Baca: Harga TBS Mulai Naik Usai Jokowi Cabut Larangan Ekspor CPO, tapi ...
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.